*Happy Reading*
***
**
*Felix berdiri berhadapan dengan pemilik wajah tampan yang kini tersenyum lembut padanya. Sorot mata tajamnya seolah meyakinkan Felix agar mempercayakan hidupnya pada si pangeran Genovia itu. Yang Jeongin. Pangeran Genovia. Si pangeran muda yang tampan dan menjadi incaran banyak gadis juga lelaki manis untuk dijadikannya pendamping takhtanya.
Namun, hari ini mungkin akan menjadi hari patah hati nasional Genovia karena pangeran tampan mereka akan mengumumkan pernikahannya. Dan sosok beruntung itu adalah Lee Felix. Anak dari bangsawan Lee yang mengabdi di kerajaan Genovia.
Mereka besar bersama walau Felix lebih tua satu tahun dari Jeongin. Mereka bertemu pada usia Felix yang ke dua tahun setelah keluarganya kembali dari tugasnya di Aussie sebagai diplomat negara. Namun, seperti sebuah takdir, dimanapun ada Felix, pasti selalu ada Jeongin. Pangeran tampan itu telah jatuh hati pada Felix sejak umur mereka yang masih muda.
Tangan lebar Jeongin terulur, menunggu tangan mungil calon istrinya menyambutnya. Dengan malu-malu, Felix menyerahkan tangannya untuk digenggam calon suaminya. Jeongin tersenyum lebih bahagia lagi dari sebelumnya.
"Sudah siap?" Bisik Jeongin didepan wajah manis calon istrinya.
Felix balas tersenyum manis pada suami tampannya yang telah ia cintai semenjak ia kecil.
"Asal bersama mu, aku selalu siap, pangeran" ucap halus Felix.
Walaupun ia calon istri Jeongin, ia tak boleh melupakan status calon suaminya yang seorang Pangeran. Ia harus tetap hormat pada calon penerus takhta kerajaan Genovia.
Diselipkannya tangan mungil Felix di lengannya sebelum pintu balkon istana yang terhubung dengan lapangan yang kini telah dipenuhi masyarakat Genovia, menunggu royal couple mereka.
Riuh sorak bahagia terdengar begitu pintu balkon dibuka dan memunculkan sepasang calon pengantin berparas rupawan. Felix dan Jeongin melambaikan tangan mereka yang bebas pada masyarakat yang berkumpul di bawah balkon. Tak lupa juga, mereka berdua memamerkan cincin berdesain elegan di jari manis mereka yang membuat riuh sorakan juga suara jepretan kamera kembali terdengar.
Tak lama, hanya sekitar 5 menit, kedua pasangan royal couple itu kembali masuk. Felix kembali bernafas lega setelah pintu balkon tertutup. Jeongin disampingnya hanya memperhatikan calon istri cantiknya yang menggemaskan.
"Kau sangat gugup ya, hyung?" Ucap Jeongin setelah sampai di kamar calon istrinya.
"Sangat. Sampai rasanya jantungku mau lari dari tempatnya" Felix memegang dadanya sendiri yang masih berdetak tak beraturan.
Jeongin mengambil tangan Felix lalu menggenggamnya dengan sangat lembut seolah takut menyakiti tangan mungil itu. Felix balas menatap calon suaminya yang menatapnya dalam.
"Mulai besok, kita akan dipisah sementara waktu. Jadi, jangan kabur karna aku akan menunggu mu di altar" ucap manis Jeongin yang selalu saja membuat hati Felix menghangat.
Cup!
Felix semakin tersipu setelah Jeongin mendaratkan kecupan di punggung tangan mungilnya. Semenjak acara lamaran Jeongin beberapa hari lalu, perlakuan lelaki yang lebih muda darinya itu bertambah manis padanya. Siapa yang tak akan jatuh hati pada pangeran ini?
"Aku pergi dulu. Sampai bertemu di altar" ucap Jeongin sebelum keluar dari kamar calon istrinya.
Felix mengamati Jeongin sampai calon suaminya itu menghilang saat pintu tertutup. Setelahnya, Felix melepar badannya sendiri di ranjang mewah kamarnya untuk merayakan hatinya yang benar-benar bahagia. Felix merasa bangga pada dirinya sendiri yang telah memenangkan hati pangeran incaran semua orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!