*Happy Reading*
***
**
*Chan memijit kepalanya yang berdenyut nyeri didepan ketiga anak buahnya yang menundukkan kepala mereka, tak berani menatap wajah bos mereka yang mengeras. Kentara sekali CEO mereka sedang menahan diri agar tak meledak.
"Batalkan!" Ucap Chan dengan nada tegasnya yang terkenal sekali mematikan. Sekali membantah, maka bisa dipastikan ini adalah hari terakhir mereka bekerja.
"Aku sudah jelaskan, kan? Tak ada aktor di agensi ku yang boleh mengambil film, drama, atau CF sekalipun yang mengandung unsur sex! Kau masih tak mengerti apa artinya?!" Gigi Chan terdengar sekali bergemeletuk. Ceo muda itu benar-benar marah besar kali ini.
Kemarahan Chan berawal dari Hyunjin, aktor terkenal asuhannya yang melapor jika menejer barunya mengambil drama dengan rate 21+ tanpa membicarakan dulu pada Hyunjin.
"La.. lalu bagaimana dengan.."
"Kembalikan uang mereka. Beri kompensasi jika mereka minta! Jangan meninggalkan jejak buruk apapun pada Hyunjin! Sampai ada setitik noda saja, tamat riwayat kalian!" Chan menatap tajam ketiga menejer Hyunjin dengan tatapan mematikannya.
BRAK!
Chan membanting pintu ruang meeting dengan sepuas hatinya hingga membuat ketiga menejer Hyunjin yang masih menundukkan kepalanya, terjingkat kaget.
Bagi Chan, uang tak masalah, asal image artisnya selalu bersih. Karna ia tahu dan kenal seperti apa sifat artis-artisnya. Makanya, jika ada rumor buruk tentang artis-artisnya, ia tak akan berfikir dua kali untuk menggelontorkan dana yang besar untuk membersihkan nama mereka lagi. Bahkan Chan menyewa pengacara terhebat di Korea untuk menangani kasus mereka sampai benar-benar bersih.
"Hyung!" Panggil Changbin yang sengaja menunggu CEO nya selesai memarahi ketiga menejer Hyunjin yang aru kali ini teledor.
"Apa Seo? Kalau tak penting, bicara nanti saja daripada kau menjadi sasaran kemarahan ku!" Chan melangkahkan kakinya yang terbalut dengan sepatu phantopel terdengar seperti jejak langkah malaikat maut ditelinga karyawan-karyawannya.
"Hm.. aku hanya ingin menanyakan aransemen lagu baru Racha yang dua hari lalu ku berikan pada mu, hyung" Changbin menghentikan langkahnya saat Chan yang berjalan disampingnya juga berhenti.
"Kau sebut itu lagu Racha? Bagi ku itu hanya lagu pengantar tidur Seo! Apa sih yang kau pikirkan saat mengaransemen lagu itu? Seperti bukan kau saja!" Lagi-lagi Chan harus mengurut pangkal hidungnya sendiri.
"Hm.. maaf hyung. Aku sedang kehilangan inspirasi" Changbin menunduk takut.Pernah sekali Changbin dimarahi Chan, dan itu membuatnya benar-benar kapok. Masalahnya? Karena Changbin pernah ketahuan minum di club malam tanpa seizin dari menejernya atau dirinya. Dan benar saja, Dispact hampir menerbitkan berita tak benar tentangnya. Untung saja Chan cepat bertindak.
"Panggil menejermu dan Jisung ke ruangan ku! Sekarang!"
"Baik hyung!" Changbin membungkuk 90 derajat sebelum berlari ke ruang studio yang dikhususkan untuk Racha. Menejer dan Jisung, rekan duo rapper yang dijuluki Racha, ada disana.
Chan memasuki ruang kerjanya yang luas dan nyaman. Tipikal ruang kerja CEO sekali. Chan mendudukan dirinya di kursi kerjanya yang empuk setelahnya disandarkan kepalanya yang berdenyut nyeri di kepala kursi empuknya. Hari ini benar-benar hari yang luar bisa menguras tenaganya.
Kriiiing!!
Telfon ruanganya berdering nyaring menyakitkan kuping Chan. Setelah menyempatkan diri menghela nafas panjangnya, Chan mengangkat panghilan telfonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!