*Happy Reading*
***
**
*(Buat yang belum cukup umur dan cukup mental, sambil tutup mata ya bacanya 🤓)
Felix melepaskan tangan yang melingkari pinggang sempitnya. Ia sedang konsentrasi dengan masakan didepannya, dan seenak jidat pemilik tangan tadi mengganggunya. Jadi, tak salah kan jika Felix menyentakan tangan itu?
Beda hal dengan yang Felix pikirkan. Hyunjin, pemilik tangan tadi mengeryitkan dahinya bingung. Tak biasanya Felix bertingkah seperti itu padanya. Biasanya Felix akan diam saja atau hanya mencubit kecil tangan jahil Hyunjin yang melingkar di pinggangnya. Baru kali ini tangannya di sentak kasar seperti itu oleh lelaki manis didepannya yang hanya menggunakan kemeja merah marun milik Hyunjin yang terlihat sangat kebesaran di badannya juga celana pendek diatas lutut yang hanya mampu menutupi setengah pahanya.
Bahkan celananya sampai tertutup kemeja marunnya hingga tak terlihat sama sekali. Seperti Felix tak memakai celana jika tak dilihat dengan teliti.
Hyunjin meneguk ludahnya susah payah. Melihat Felix yang sedang memasak membelakanginya membuat dada Hyunjin bergemuruh. Lelaki itu sangat menarik dilihat dari sisi mana pun.
"Mau ku bantu?" Tawar Hyunjin untuk mengalihkan pikiran kotornya dari paha mulus Felix.
"Tak" ucap singkat Felix yang terdengar sedikit ketus.
"Eh? Ya.. yasudah. Kalau begitu aku akan mandi dulu. Kau sudah siapkan baju untuk ku kan?" Tanya Hyunjin kikuk dengan sikap dingin Felix yang tak biasa. Firasatnya benar. Pasti ada apa-apa dengan lelaki manis itu.
"Siapkan saja sendiri! Memang aku istrimu? Kekasih saja bukan!" Ucap dingin Felix. Masih memfokuskan dirinya pada masakannya.
"Eh? Kau marah?" Tanya Hyunjin hati-hati.
"Marah kenapa?!" Tanya Felix sarkas.
"Yah, aku tak tahu juga sih. Tapi ku harap kau mau memberitahu ku jika aku ada salah" jawab Hyunjin tak tahu lagi harus berkata apa. Ia tak pandai bermain teka-teki meskipun kini ia bekerja sebagai dokter. Hei, dokter bukan detektif!
"Yasudah kalau kau merasa tak ada yang salah" ucap Felix sebelum pergi ke kamar tamu lalu menutup kencang pintu kamar itu menyisakan Hyunjin yang menatapnya tak mengerti.
"Ada apa lagi dengannya, ya ampun!" Hyunjin mengurut pangkal hidungnya sendiri, pening jika pagi-pagi sudah bertengkar dengan lelaki manis itu. Seingatnya ia tak membuat kesalahan apapun semalam. Bahkan saat...
PLAK!
Hyunjin memukul kepala kotornya sendiri dengan agak kencang. Setelahnya ia mengaduh sendiri juga.
***
**
*"Aku pulang" seru Hyunjin dengan kemeja yang lengannya sudah tergulung sampai siku, kancing kemeja biru mudanya yang tiga kancinya sudah terbuka, juga dasinya yang ia longgarkan. Membuat kesan seksi walau sebenarnya Hyunjin sedang kelelahan setengah mati. Ada 4 jadwal oprasi hari ini, tentu saja itu membuatnya hampir pingsan selama naik ke lantai 5 apartemennya besama Felix.
Felix?
"Kau sudah pulang?" Ucap suara berat Felix yang entah kenapa terdengar sexy ditelinganya.
Felix merebahkan dirinya menyamping di kepala sofa yang menghadap ke arah pintu tempat Hyunjin berdiri, dengan tangan kanan yang menopang kepalanya juga tangan kiri yang memutar-mutar tali bathrobe nya. Ah! Jangan lupakan juga bandana telinga kucing dan coker hitam berliontin merah di lehernya. Terlihat sexy sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!