ASK

7.2K 766 160
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Felix menggeser duduknya di samping Hyunjin yang khusuk melihat video latihan dance mereka barusan. Hanya tinggal mereka berdua di ruang latihan sementara member lain sudah bubar ke tujuan mereka masing-masing.

Felix menggeser duduknya semakin mendekat hingga bahunya menabrak bahu kekar Hyunjin, ia baru berhenti. Hyunjin tak terganggu sama sekali. Pasti lelaki tampan itu sangat fokus melihat latihan mereka di smartphone miliknya. Felix menatap Hyunjin dengan lekat. Matanya meneliti satu persatu pahatan Tuhan di wajah Hyunjin. Sempurna.

"Hyunjin" panggil Felix pelan. Takut mengagetkan Hyunjin yang masih fokus pada ponselnya.

"Hm?" Gumam singkat Hyunjin.

Sebenarnya sejak Felix duduk di sebelahnya hingga lelaki itu duduk menempel di habunya, Hyunjin sadar. Tapi ia biarkan saja. Toh Felix tak mengganggunya yang sedang Fokus.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Ucap Felix ragu-ragu. Tangannya melipat di atas lututnya, menyangga wajah manisnya.

"Tanya saja" sahut Hyunjin cuek.

"Hmm... Hyunjin, sebenarnya kita itu apa?" Tanya Felix dengan kerjapan polosnya.

"Sahabat? Atau pasangan?" Lanjut Felix dengan setengah wajah yang bersembunyi di lipatan tangannya.

Hyunjin tak langsung menjawab.
Seperti ia tak dengar apa yang diucapkan Felix. Atau sengaja tak dengar. Hyunjin terus asik dengan ponsel ditangannya. Yang pasti, atensi Hyunjin sepenuhnya tertuju pada ponselnya.

Hingga membuat Felix memasang wajah murungnya. Sepertinya ia salah memilih waktu untuk membicarakan hal ini. Sebenarnya sudah lama ia ingin menanyakan ini pada Hyunjin.

Terkadang sikap Hyunjin terlalu cuek padanya hingga saat Felix demam pun Hyunjin tak memperdulikannya sama sekali dan memintanya tetap pergi latihan.

Namun terkadang Hyunjin akan menariknya ke ranjangnya dan menggelung Felix di antara kedua kakinya yang menjepit tubuh kecil Felix dengan posesif. Oh.. jangan lupa! Hyunjin juga sering menciumnya tiba-tiba. Entah mereka sedang berdua saja, atau didepan member lain.

Makanya, gatal sekali mulut Felix ingin menanyakannya pada Hyunjin. Tapi sepertinya Felix memilih waktu yang salah. Saat Felix akan berdiri hendak pergi keluar ruang latihan, tangannya dicekal Hyunjin. Felix menolehkan kepalanya dan menemukan Hyunjin yang sibuk membereskan barang-barangnya sendiri sebelum menarik Felix keluar dengan tangan yang tetap menggenggam tangan mungil Felix, memawanya pulang ke dorm.

"Kita manusia" jawab Hyunjin.

***
**
*

Felix berlari-lari kecil mengikuti Hyunjin yang kini duduk di salah satu meja kafe langganan mereka. Felix mendudukkan dirinya di sebelah kursi Hyunjin dengan cengiran lebarnya.

Namun tiba-tiba Hyunjin bangkit meninggalkan Felix yang menatapnya tak mengerti dan duduk di meja kedua setelah meja sebelumnya. Felix tetap mengikuti Hyunjin. Setelah Felix duduk, lagi-lagi Hyunjin pergi ke meja lain yang menyisakan Felix yang menunduk kecewa.

Akhirnya, Felix berhenti mengikuti Hyunjin dan memilih duduk masing-masing. Tak lama pelayan datang mencatat pesanannya. Felix memesan segelas besar eskrim strawberry dan Coklat kesukaanya.

Tak berapa lama, pelayan mengantarkan pesanannya. Dengan wajah tertekuk, Felix mulai menyendokkan sendok eskrimnya ke mulutnya.

Saat suapan ke lima, sebuah tangan menahan sendoknya. Karna terganggu, Felix menengadahkan kepalanya menatap si pemilik tangan. Matanya membulat tak percaya saat bertemu dengan Hyunjin yang kini duduk di kursi seberang Felix. Tangan Hyunjin melepas sendok eskrim di tangan Felix.

"Kau ini habis demam! Suruh siapa kau boleh makan eskrim, hah?!" Omel Hyunjin. Tangannya menyita mangkuk eskrim Felix lalu memanggil pelayan untuk mencatat pesanannya juga pesanan Felix dan meminta segelas air putih hangat untuk Felix.

"Hyunjin sedang apa disini?" Tanya Felix polos. Bukannya tadi Hyunjin yang mati-matian menjauhinya, tapi kenapa sekarang malah duduk di depannya.

"Mengawasi si koala nakal!" Ucap Hyunjin sarkas. Tangannya menarik pipi bulat Felix yang masih terasa hangat.

"Eh! Sakit Hyunjin!" Sungut Felix, mengusap pipinya yang berdenyut nyeri setelah dicubit Hyunjin.

"Ingat ya! Aku masih marah pada mu! Suruh siapa kau begadang latihan semalaman sampai sakit?!" Omel Hyunjin yang kini pindah duduk di samping Felix.

"Maaf Hyunjin" Felux menunduk takut.

Tapi setelah itu ia merasa kepalanya di tarik ke ceruk leher Hyunjin hingga ia dapat mencium wangi mint kesukaanya dari leher Hyunjin. Tangan kanan Hyunjin juga mengelus belakang kepalanya dengan penuh sayang sementara tangan kirinya memindahkan Felix duduk di pangkuannya. Tak perduli lagi ia jika pelayan datang.

Toh, pelayan ini adalah pegawai ayahnya. Tak akan berani para pelayan itu mengunggah foto mereka berdua yang tengah bermesraan di restoran keluarga Hyunjin. Jika nekat, maka mereka akan berurusan dengan ibunya yang seorang pengacara kondang karna telah menyebar foto anaknya dan calon menantu kesayangannya.

***
**
*
*END*

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang