*Happy Reading*
***
**
*Empat pasang mata itu sesekali memandang satu sama lain. Sesekali juga membuang pandangan mereka ke segala arah selain ke tiga pasang mata lainnya. Dan juga sesekali air mata bening menetes ke pipi milik dua pria manis yang duduk saling berhadapan. Sedangkan dua pria lainnya menggenggam tangan halus kedua pria manis itu.
Hingga salah satu pria manis itu melepas genggamannya untuk melepas cincin cantik di jari manisnya. Digenggamnya sebentar cincin itu kemudian di letakkan diujung meja pria didepannya.
"Aku kembalikan hyung" ucap Jisung. Pria manis yang baru saja memberikan cincin pernikahannya pada Minho, yang masih menyandang status sebagai suaminya.
"Kau tak perlu melakukannya" ucap lirih Minho, suami Jisung. Tangannya meremat agak keras tangan mungil lelaki di sebelahnya yang tengah menangis melihat cincin pernikahan Minho dan Jisung yang tergeletak di meja depan Minho, kekasihnya.
"Aku harus. Untuk ku, untuk mu, dan untuk pasangan kita masing-masing" ucap Jisung diiringi air matanya yang turun ke pipi. Dirematnya juga tangan hangat kekasihnya yang duduk di sampingnya.
"Apa kita harus begini?" Tanya Minho tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Ya. Harus. Karna baik kau maupun aku, kita tak berada di satu hati lagi. Aku telah memilih. Aku memilih Woojin hyung. Dan kau juga harus segera menetapkan hati mu pada Felix. Jangan terus seperti ini hyung. Ini berat bagi kami berdua, aku dan Felix" isak Jisung mengiringi setiap kata yang diucapkannya.
Minho juga terisak mendengar setiap kata yang diucapkan istrinya. Tak pernah terfikir ia harus kehilangan salah satu dari kedua orang yang ia cintai. Katakan ia egois. Karena memang seperti itu.
Minho dan Jisung menikah tiga tahun yang lalu. Mereka menikah murni karena saling mencintai. Hingga setelah umur pernikahan mereka yang ke dua tahun, Minho bertemu Felix. Adik kelasnya saat kuliah. Saat itu tak pernah terfikir jika ia akan jatuh cinta pada lelaki manis itu. Namun waktu dan setiap kesempatan yang membuat mereka saling mencintai.
Hubungan Minho dan Jisung tak lagi sama. Minho yang memiliki Felix, dan Jisung yang memiliki Woojin. Mereka sadar mereka telah menduakan pasangan mereka masing-masing. Namun mereka juga sadar, perasaan mereka berdua masih tetap sama walau ada orang lain yang hadir di hubungan pernikahan mereka.
Hingga malam ini, Jisung memutuskan untuk memilih Woojin dan meminta perceraian pada Minho. Ia tak lagi tahan jika harus terjebak pada hubungan aneh ini. Maka dari itu ia mengalah. Ia ingin bahagia. Dan ia juga ingin Minho bahagia.
"Aku akan menghubungi pengacara ku. Dan sebaiknya kau juga segeralah menghubungi pengacara mu" ucap Jisung yang kini terlihat sedikit lebih tenang.
Ia berdiri setelah itu menarik Woojin untuk pergi. Ia tak akan tahan berlama-lama melihat suaminya bersama orang lain meski ia juga memiliki orang lain. Bagaimanapun juga, mereka masih suami istri.
Jisung membungkuk sebagai salam perpisahan pada suaminya. Minho yang melihat semakin menangis. Ia tak pernah menyangka pernikahannya harus seperti ini. Tapi ia tak ingin juga kehilangan Felixnya.
Setelah Jisung pergi dari restoran, Felix melepaskan genggaman mereka. Ia tak tahan juga selama ini. Ia merasa sangat bersalah. Pada Jisung juga pada Minho.
Ia pernah ingin berhenti dan menjauhi Minho, tapi lelaki itu kembali menemukannya dan hingga kini terus menjalin hubungan dengannya. Bukan ia tak tahu diri, ia juga tak sanggup berbuat apapun. Perasaannya pada Minho juga sama dalamnya seperti Jisung.
"Kejarlah jika kau ingin mempertahankan Jisung hyung. Masih belum terlambat untuk kita berhenti. Benar-benar berhenti" Felix mengambil cincin pernikahan Jisung dan menarik tangan Minho yang tadi menggenggamnya. Diletakkannya cincin cantik itu pada tangan kekasihnya.
Air matanya tak lagi bisa ia bendung, ia menangis hingga sesenggukan. Ia mencintai Minho. Sangat. Namun ia tak bisa mlihat Minho hancur seperti ini. Lebih baik ia yang mengalah. Ia tahu diri.
Greb!
Minho menarik Felix yang akan pergi, hingga Felix jatuh ke pelukan Minho. Dipeluknya dengan erat tubuh ringkih Felix. Seperti yang dikatakan Jisung, Minho harus segera menetapkan hatinya. Jisung sudah melakukannya terlebih dahulu pada Woojin. Sekarang, gilirannya menetapkan hati pada Felix. Ia tak mau lagi orang yang dicintainya pergi darinya.
"Jangan pergi. Aku mencintai mu. Tetap bersama ku. Aku tak mau kehilangan mu" isak Minho dengan memeluk erat pinggang ramping Felix dan wajah yang ia susupkan pada bahu sempit Felix, menyembunyikan tangisnya.
Felix mengelus rambut belakang Minho untuk menengangkan lelaki itu. Jika Minho sudah seperti ini, Felix lagi-lagi tak bisa berkata tidak. Lelaki itu terlihat kuat dan egois dari luar. Tapi dimatanya, Minho terlihat sama lemahnya dengannya. Terlebih saat rumah tangganya hancur seperti ini.
"Aku tak bisa menjamin bisa mencintaimu sesempurna Jisung..."
"Kau lebih dari cukup untuk ku!" Potong Minho.
"Aku tak bisa menjamin bisa mendampingimu setiap saat seperti Jisung.."
"Aku yang akan terus mendampingi mu di sisa waktu yang ku miliki!"
"Aku tak bisa jamin kau akan lebih bahagia jika bersama ku.."
"Aku bisa jamin aku akan lebih sekarat bila tak bersama mu!" Potong Minho terus membuat Felix menghembuskan nafas panjang.
"Kenapa kau memilih ku hyung? Aku orang baru untuk mu. Kau dan Jisung sudah bersama bahkan lebih dari setengah hidupmu. Kenapa aku?" Tanya Felix. Ia tak tahu kenapa begitu sulit Minho melepaskannya.
"Karna aku mencintaimu!" Jawab Minho tegas. Penuh kejujuran.
"Kau juga mencintai Jisung" ucap Felix. Tangannya meremat tangan Minho yang menggenggamnya.
"Aku akan lebih gila jika kau yang hilang dari hidup ku!" Ucap Minho penuh kejujuran.
"Kenapa aku? Jisung lebih pantas kau pertahankan" Felix masih tak mengerti.
"Sekarang aku milik mu. Jadi, mau menghadapi perjalanan kita yang tak bisa ku janjikan akan mudah mulai sekarang? Aku sangat membutuhkan dan mencintai mu Felix" ucap Minho. Ia menatap tepat di mata bening Felix yang berkaca-kaca. Ia ingin meyakinkan Felix jika ia bersungguh-sungguh.
Felix menangis tersedu dalam pelukan Minho. Kepalanya mengangguk heboh mengiyakan permintaan Minho. Biarkan ia egosi juga saat ini. Ia juga mencintai Minho. Ia juga terlalu berat untuk kehilangan Minhonya.
Mereka berdua memang bodoh dan terlalu egois. Jika bisa memilih mereka juga tak mau seperti ini. Tapi hati dan dunia mereka tak bisa berpaling satu sama lain.
Dalam hati, mereka berjanji ini adalah tangisan terakhir mereka selama mereka bersama. Setelahnya, tak akan ada lagi tangis seperti ini di mata satu sama lain. Mereka berjanji dalam hati mereka.
***
**
*
*END*
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!