LOOK AT ME

4.8K 516 155
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Lagi-lagi Minho hanya bisa memasang senyum palsunya saat dua pasangan didepannya mulai mencuri-curi kesempatan bermesraan di depan kamera. Changlix. Siapa yang tak mengenal sebutan mereka? Sama seperti Minsung atau Hyunjeong atau juga Hyunmin. Semua fans pasti familiar kan dengan pair member Stray Kids.

Ada satu rahasia yang Minho ingin singkirkan kebenarannya. Bahwa tak semua pair sesuai dengan bayangan fans. Contohnya saja dirinya. Tak ada Minsung couple yang selengket saat didepan kamera ketika ia dan Jisung bersama.

Tapi bedanya, Changlix yang terlihat semakin menjauh di depan kamera begitu saling tarik menarik di dunia nyata. Dan hal itu lah yang membuat Minho harus menahan perasaannya dengan kuat.

Minho mencintai Felix. Rahasia pahit yang harus Minho telan sendiri. Harusnya ia yang dipasangkan dengan Felix. Bukan Changbin. Karena ia yang jauh lebuh dahulu kenal dan dekat dengan lelaki manis itu.

"Hyung!.. hyung!! Astaga!" Felix memukul kencang lengan Minho.

"Eh?.. apa?" Minho menjauhkan wajahnya yang berada sangat dekat dengan wajah manis Felix. Sejak kapan juga koala itu ada didepannya?

"Tuh kan! Kau tak dengar aku bicara apa tadi!" Felix mengerucutkan bibirnya dengan kaki yang menghentak keras.

"Jangan seperti itu! Kau bisa cidera!" Minho menarik Felix agar duduk disebelahnya.

"Kau tadi bicara apa?" Tanya Minho setelah si koala duduk nyaman di sebelahnya.

"Aku lapar, mau makan. Tapi Changbin hyung sedang sibuk di studio" Felix memelintir ujung kaosnya sendiri dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Ayo! Aku juga lapar!" Minho menggendong tas punggungnya lalu menggandeng tangan kecil Felix.

Sementara si manis berjingkrak kesenangan. Akhirnya ia tak akan makan sendiri seperti yang ia bayangkan. Felix juga membiarkan atau lebih tepatnya balas menggenggam tangan Minho tak kalah erat.

Minho menelan senyum bahagianya. Bahagia Minho sederhana kan? Hanya karna segenggam tangan mungil di sela jemari Minho saja, sudah cukup membuat hati Minho menghangat.

***
**
*

"Kau yakin, mau makan ramyeon saja? Tak mau ke restoran atau tempat makan didekat sini?" Minho memperhatikan Felix yang sibuk memasukkan beberapa cup mi instan beraneka rasa ke keranjang yang dibawa Minho.

Felix menganggukan kepalanya, membuat poni barunya ikut bergoyang naik dan turun.
"Aku sedang ingin makan ramyeon hyung. Eh? Kau ingin makan nasi yah?" Felix membelalakan matanya baru menyadari jika bisa saja Minho tak mau makan mie.

"Aku mau memakan mu saja!"

Pluk!

Felix melempar stick keju mozarela yang untung saja berhasil ditangkap Minho. Lelaki yang lebih tua tertawa kecil melihat bibir merah si koala mengerucut lucu.

Andai saja, Minho bisa mengecup bibir ceri itu. Pasti rasanya manis sekali.

"Kau melamun lagi, hyung?!" Ucap Felix yang sudah berjalan beberapa meter dari tempat sebelumnya.

"Hm.. aku sedang memilih keju mozarela mana yang bagus!" Elak Minho.

Ia merasa konyol sendiri. Hanya karna seorang Lee Felix, lagi-lagi ia harus menjadi orang yang bodoh. Tidak keren sekali!

***
**
*

"Hiks.. hiks.. srrooot!!!" Felix membuang tisyu bekas ingusnya ke sembarang arah.

"Ish! Jorok sekali sih!" Minho memberikan susu strawberi pada Felix, entah milik siapa yang ia ambil dari kulkas.

Felix meneguk susu yang diberi Minho dengan tergesa. Bahkan dagunya kini ikut belepotan susu yang tumpah dari mulut Felix.

"Minum pelan-pelan! Kau bisa tersedak!" Minho mengelap ceceran susu dari dagu Felix dengan tangannya.

"Huaaa!! Pedas sekali hyung!" Felix mengembalikan botol susu yang sudah kosong pada Minho.

"Kau sih ngeyel! Sudah ku katakan, mie nya sangat pedas! Kau tak mau mendengarkan aku! Salah mu sendiri!" Omel Minho.

"Habisnya, aku kan penasaran. Jisung dan Chan hyung pernah makan mi itu di studio, tapi mereka tak membolehkan aku mencicipi!" Adu Felix. Lelaki mungil itu meremas perutnya sendiri yang terasa melilit.

"Kau kenapa?" Minho menatap gelagat aneh si koala.

"Hyung.. sakiit...!" Felix meremas perutnya semakin keras. Keringat dinginnya juga keluar hingga membasahi poni barunya.

"Astaga!" Minho menggendong Felix bridal style membawanya masuk ke kamar mereka.

Setelah meletakkan Felix dengan sehati-hati mungkin di ranjang milik Jeongin, Minho keluar kamar lagi untuk mengambil obat, air minum dan juga botol kaca yang ia isi dengan air hangat.

"Sial! Aku lupa kalau Felix punya maag!" Rutuk Minho pada dirinya sendiri.

***
**
*

Minho mengusap perut Felix, sementara si koala kini sudah tertidur pulas dengan tangan yang memeluk pinggang hyungnya.

"Maaf kan aku" bisik Minho yang pastinya tak akan didengar Felix.

Minho mengecup sekilas puncak kepala Felix. Takut sebenarnya. Takut Felix bangun lalu menanyainya macam-macam. Namun, Minho tak bisa lagi menahan dirinya. Apa lagi dengan kondisi Felix yang seperti ini.

Membuat rasa bersalah Minho semakin menjadi-jadi. Salahnya memang, karna tak menghalangi Felix yang nekat makan mi yang sangat pedas. Ia menyesali otak bodohnya.

"Hyung?" Ucap Changbin yang baru masuk ke kamar koala kesayangannya.

"Oh, Bin, kau baru pulang?" Minho melepaskan pelukan erat Felix pada lengannya. Ia tak enak pada Changbin yang menatapnya kecut. Changbin melihat Felix yang kini tidur meringkuk, memegangi perutnya.

"Hmm.. dia makan mi kepedasan, makanya jadi sakit perut. Salah ku juga, tak melarangnya" Minho tersenyum kecut melihat Felix yang mengeryitkan dahinya, menahan sakit.

"Temani Felix. Aku akan ke ruang latihan lagi" Minho menepuk sekilas pundak Changbin sebelum keluar.

"Hyung!" Changbin membalikkan badannya, dan kini berhadap-hadapan dengan hyungnya.

"Hm?" Gumam Minho.

"Kau menyukai Felix?" Selidik Changnin. Perasaannya entah kenapa berubah tak enak.

Minho mengulum senyum kecilnya. Jika bisa, ia ingin sekali membenarkan. Hanya saja, jika bisa.

"Tentu saja seorang kakak menyukai adiknya. Kan?" Bohong Minho.

Changbin mencari kebohongan di mata Minho. Ia tak menemukan apapun. Ia selalu gagal. Hyung 4D nya itu benar-benar orang yang tak bisa Changbin tebak.

"Aku pergi dulu. Jangan lupa, beri Felix obat lagi jika ia masih sakit perut!" Ucap Minho sebelum menutup pintu kamar.

Minho masih menyungkingkan senyum tampannya saat keluar kamar, kemudian keluar dorm, menyusuri lorong dorm. Namun, saat ia sudah memasuki lift, Minho roboh juga. Ia tak kuat menahan perasaannya lebih lama lagi. Setidaknya, kebohongannya tetap bisa ia jaga rapih dari siapapun. Untuk saat ini.

***
**
*
*END*

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang