*Happy Reading*
***
**
*Kress!
"ASTAGA! LEE FELIX!" pekik Menejer Park saat ekor matanya menangkap bayangan Felix yang sengaja memotong poni rambut barunya.
Menejer Park merebut gunting dan juga potongan rambut Felix yang jadi korban kejahilan tangan si bayi koala.
"Hyung, rambut ku terpotong betulan yah?" Felix mengerjabkan matanya beberapa kali. Ia tak percaya jika kini disela-sela jarinya ada helaian rambut tak berdosa yang sudah terpotong dengan asal-asalan.
Padahal, belum setengah jam yang lalu hairstyle selesai menata rambut Felix. Harusnya sih, tak ada poni kependekan yang menghiasi dahi lebar anak koala itu.
Rasa-rasanya ingin sekali Park Yongchul resign saja dari pekerjaannya menjadi menejer bocah-bocah tersesat dengan anggota yang sesat semuanya.
"Yejin-ssi, tolong perbaiki tatanan rambutnya!" Menejer Park memijit pangkal hidungnya sendiri pada penata rambut yang juga sama shocknya dengannya.
Setelahnya ia memilih untuk pergi ke ruangan sebelah, tempat Jisung sedang di cat rambutnya, untuk mendinginkan kepalanya yang rasanya sudah hangus terbakar.
Kepalanya terasa seperti mau pecah saja. Baru satu anak sesat yang ia hadapi, masih ada 8 yang lebih sesat lagi kelakuannya.
"Hyung, ada apa?" Tanya Jisung yang kepalanya tak bisa bergerak karena ada alat aneh, entah apa namanya, yang menahan pergerakannya.
"Kau juga nanti tau sendiri!" Sungut Menejer Park sebelum menelungkupkan badan besarnya di sofa ruang tunggu dibelakang Jisung.
Jisung mengerutkan dahinya, merasa heran dengan jawaban menejer hyung yang terdengar ketus. Tak mau ambil pusing, Jisung hanya mengedikkan bahunya dengan mata yang mulai terpejam.
***
**
*"Sstt.. Jisung... Bangun Jisung..!" Felix menusuk-nusuk pipi gembul Jisung, mencoba membangunkan teman satu grupnya atas perintah menejer mereka yang kini sedang mengurus pembayaran biaya salon mereka.
Lelaki tupai itu menggeliatkan badannya yang terasa pegal. Jelas saja pegal, dua jam lebih Jisung tidur dengan posisi duduk tegak.
"Engh? Sudah selesai?" Jisung mengusak matanya yang masih terasa berat. Felix menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Jisung.
"Jisuuung.. ayo pulang! Felix mengantuk!" Rengek Felix. Lelaki manis itu menarik-narik lengan Jisung agar cepat bangun.
"Iya, iya, ayo kita pul..ang!" Jisung membolakan matanya saat menemukan pemandangan indah tepat didepannya.
"Iiih.. Jisung kok malah diam! Ayo, ih!" Felix menghentakan kakinya sebal.
"Felix? Ada apa dengan rambut mu?" Jisung ingat kok, tadi Felix sempat menghampirinya dengan poni panjang yang di biarkan ke atas saat memberikan milkshake padanya.
"Oh.. tadi Felix mainan gunting, eh, rambut Felix tak sengaja tergunting deh!" Ucap Felix dengan nada polosnya.
Jisung merasakan pipinya memanas. Rambut poni Felix yang menghiasi dahinya dan juga suara berat dengan nada polosnya membuat satu paket lengkap yang berhasil membuat jantung Jisung jadi tak karuan.
"Jelek yah Jisung? Kok Jisung melihat Felix seperti itu?" Felix melengkungkan bibirnya kebawah ditambah raut wajah sedihnya.
"Ti.. tidak kok. Kau.. manis!" Jisung memelankan suaranya di akhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!