Before...*Happy Reading*
***
**
*Minho memandang sekertaris barunya dengan tatapan tajam. Sekilas tak ada yang aneh dari sekertarisnya yang baru saja diperkenalkan oleh Lee Daehwi, kepala HRD. Yang membuat mata Minho terus menatap lekat Lee Felix, sekertaris barunya adalah wajah Felix yang terlalu familiar untuk diabaikan oleh Minho.
"Sepertinya kita pernah bertemu kalau aku tak salah" ucap Minho pada akhirnya.
Felix mendongakkan wajah manisnya yang sedari tadi ia biarkan tertunduk hormat pada bos barunya. Sementara Daehwi menatap Minho dan Felix bergantian.
"Kalian sudah saling mengenal?" Tanya Daehwi, kepala HRD sekaligus afik sepupu Minho.
"Hm, Minho daepyonim adalah kakak kelas ku saat kuliah" ucap Felix diikuti bungkukan hormatnya sekali lagi.
"Ah, jadi benar kau ya? Kau yang dari Aussie itu kan?" Minho tersenyum kecil mengingat masa kuliahnya.
"Ah, benar, daepyonim" balas Felix.
"Jangan panggil aku daepyonim saat kita hanya berdua atau bertiga seperti ini. Karna aku tak mau memiliki jarak dengan karyawan kepercayaan ku. Panggil aku hyung saja. Mengerti?" Ucap lembut Minho.
Sebenarnya Felix ragu. Tak pernah dalam karier kerjanya, ia mendapat pemimping yang sesantai Minho. Namun akhirnya Felix mengangguk, mengiyakan ucapan Minho.
Minho memang tipikal orang yang selalu baik pada semua orang. Bahkan pada bawahannya juga, Minho tak pernah memberi jarak. Itu sebabnya, semua karyawannya sangat menghargai Minho sebagai pemimpin mereka.
"Baiklah, sebaiknya aku antar Felix ke meja kerjanya dulu, hyung" Daehwi menggandeng tangan Felix untuk keluar dari ruang CEO mereka setelah membungkuk hormat pada Minho.
Setelah kepergian Felix dan Daehwi, Minho masih saja tak bisa menahan senyuman di wajah tampannya. Ia masih ingat betul siapa Felix. Karna saat masa kuliah dulu, ia sering memiliki kesempatan bekerja sama dengan sekertaris barunya itu walau mereka tak pernah bersinggungan satu sama lain. Dunia memang sesempit itu. Dan dunia memiliki skenario aneh yang tak pernah dibayangkan oleh siapapun.
***
**
*Pluk!
Felix menghentikan makannya saat sebuah nampan berisi makanan lengkap seperti miliknya, tergeletak di depannya. Mata Felix tak bisa luput dari senyum hangat CEO nya yang kini duduk meja kantin didepannya.
"Makanan di kantin perusahaan sangat enak. Karna aku mau kualitas makan terbaik untuk semua karyawanku yang sudah bekerja keras bersama ku" ucap Minho yang tak perduli pada tatapan heran dari Felix.
"Kau tak makan?" Lanjut Minho yang mulai menyendokan makanannya sendiri kedalam mulutnya.
"Hm.. daepyo_"
"Hyung! Panggil aku hyung! Kita sedang jam istirahat. Yang didepan mu ini bukan CEO mu tapi kakak kelas mu saat kuliah" sela Minho yamg membuat Felix terdiam seketika.
"Tapi.. kita sedang ada di kantin perusahaan_"
"Oh, hyung? Kau disini? Ku fikir kau ada acara makan siang dengan client karna aku tak melihat mu di kantor" ucap Samuel, menejer keuangan di kantornya.
"Client menunda jadwal pertemuan karena anaknya yang sakit. Sana ambil makan siang mu! Hari ini bibi Na membuat curry dan katsu! Ambil nasi yang banyak juga biar kau tak kerempeng seperri ini terus" Perintah Minho diiringi gelak tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!