*Happy Reading*
***
**
*"Kelompok 5, Lee Felix dan Hwang Hyunjin"
Felix membeku saat namanya di panggil bersamaan dengan nama Hwang Hyunjin sebagai anggota kelompok 5. Jika saja satu kelompok berisi setidaknya 3 orang, Felix tak akan setegang ini. Memang apa salahnya satu kelompok dengan Hwang Hyunjin? Masalahnya adalah Hwang Hyunjin itu preman. Yah, setidaknya itu sebutan yang Felix berikan pada Hyunjin.
"Lix! Tuh, Hyunjin sedang mengajak mu bicara!" Seungmin memukul punggung Felix dengan keras saat sahabatnya hanya diam mematung ketika Hyunjin mengajaknya bicara.
"Eh? HYU.. njin?" Felix memelankan suaranya saat sadar Hyunjin berdiri tepat disamping bangkunya. Felix merasa kerongkongannya tiba-tiba terasa terbakar hanya karena menyebut namanya saja.
"Ini nomor ku. Kau tentukan sendiri mau mengerjakan tugas dimana. Hubungi aku saja jika kau sudah memutuskan dimana mengerjakannya. Aku masih ada kelas lain. Permisi" Hyunjin meletakan selembar kecil kertas yang berisikan deretan nomornya di meja depan Felix, kemudiam pergi begitu saja.
Felix menghembuskan nafasnya yang sejak tadi ia tahan. Dekat-dekat dengan Hwang Hyunjin benar-benar menakutkan untuknya. Apa lagi dengan dandanan Hyunjin yang sangat menyeramkan sekali. Hanya Hwang Hyunjin di kampus ini yang memakai piercing di bibir dan telinganya, juga pakaian berwarna hitam yang setiap dipakainya.
"Seungmin..." rengek Felix pada sahabatnya yang masih menyalin catatan yang tadi ditulis dosen Kang di papan tulis.
"Apa?" Seungmin menutup buku dan kotak pensilnya lalu memusatkan atensinya pada sahabatnya.
"Aku tak mau satu kelompok dengan Hyunjin. Kita tukaran partner saja ya?" Bujuk Felix dengan puppy eyes andalannya.
"Sayangnya kali ini tidak bisa, Felix. Karena Aku satu kelompok dengan Chan" Seungmin tersenyum malu-malu dengan semburat merah muda di pipinya.
Pantas saja tak mau. Seungmin dapat kesempatan satu kelompok dengan Chan, incaran Seungmin dari awal semester 1 hingga kini semester 3. Felix jadi tak tega jika memaksa Seungmin bertukar pasangan. Ingin menangis saja Felix jadinya.
"Memang kenapa sih kau tak mau satu kelompok dengan Hyunjin? Dia tidak pemalas kok orang nya" Seingat Seungmin yang pernah satu kelompok dengan Hyunjin, lelaki itu bukan tipe orang yang mau berpangku tangan dengan orang lain saat mengerjakan tugas kelompok. Justru Hyunjin yang lebih banyak bekerja daripada dirinya dulu.
"A.. aku takut" cicit Felix. Tangan kecilnya tak sadar menyobek ujung kertas yang berisi nomor Hyunjin lalu dirematnya kecil-kecil.
"Ooh.. kau pasti takut dengan penampilannya yah? Tak usah takut. Hyunjin tidak jahat kok. Mungkin hanya style nya saja yang seperti itu" hibur seungmin.
"Tapi dia seoerti preman. Atau jangan-jangan dia anggota mafia yah? Atau dia pembunuh bayaran? Atau, atau, atau, di pengedar..AW!!" Felix memegangi belakang kepalanya yang barusaja menjadi sasaran tangan panas Seungmin.
"Singkirkan pikiran konyol mu itu Lee Felix!" Sungut Seungmin. Tak habis pikir, kenapa bisa tubuh dan suara orang dewasa ini ternyata berisi jiwa anak TK yang masih suka berkhayal tak berdasar.
"SAKIT SEUNG.. Eh! Jangan pukul lagi!!" Felix cepat-cepat membereskan barang-barangnya dan secarik kecil kertas nomor Hyunjin yang kini sudah berbentuk abstrak, kemudian berlari menghindari amukan sahabatnya lagi.
***
**
*Felix menyeruput coffe latte dinginnya dengan whipped cream menggunung di gelasnya. Matanya bergerak liar, memperhatikan pintu masuk cafe internet yang terbuka dan tertutup secara otomatis setiap ada pengunjung yang datang. Sudah setengah jam Felix seperti itu. Bahkan coffe latte didepannya adalah gelas kedua yang ia pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!