CLOSE TO YOU

6.6K 574 49
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

BRUK!

Jeongin kecil hanya bisa terduduk pasrah setelah didorong dengan kencang oleh salah satu dari tiga anak laki-laki yang mengerubunginya. Mereka bertiga suka sekali membuli Jeongin sejak pertama masuk sekolah.

Alasannya? Karena penampilan Jeongin yang cupu dengan kawat gigi dan kaca mata tebalnya. Jeogin juga tak punya teman. Semua anak-anak dikelasnya tak mau berteman dengannya karena takut di buli juga oleh tiga anak didepannya.

Jeongin yang tak bisa apa-apa hanya bisa menangis dalam diamnya. Ia ketakutan hebat. Ia takut dipukul sebenarnya. Apa lagi mereka bertiga memiliki badan yang jauh lebih besar darinya.

"YA! KALIAN! BERHENTI MENGGANGGUNYA!" ucap lantang anak laki-laki lain dari arah belakang Jeongin. Jeongin bisa melihat anak laki-laki itu memakai baju taekwondonya juga memegang piala besar dengan kedua tangan mungilnya.

"Jangan ikut campur!" Ucap Jiwoo, anak laki-laki yang mendorong Jeongin tadi.

"Kau tak lihat aku pakai baju taekwondo dan memegang piala juara pertama? Ah, kalian tak lihat ya tadi aku membanting teman kalian hingga tak bisa bangun lagi? Aku sih tak keberatan jika harus membanting kalian bertiga dalam satu hentakan sekaligus. Bagaimana?" Ancam anak lelaki berpipi gembul itu.

"Cih! Kali ini kau selamat Yang Jeongin!" Ancam Jiwoo sebelum pergi bersama teman-temannya.

Melihat ketiga anak itu pergi, Jeongin mengambil nafas dengan rakus. Ternyata sedari tadi ia sampai lupa bernafas karna saking takutnya.

"Ayo bangun!" Anak laki-laki itu mengulurkan tangan mungilnya pada Jeongin, bermaksud mau membantu Jeongin bangun.

"Te.. terimakasih" ucap Jeongin terbata sembari membenarkan letak kaca matanya.

"Kau pindah sekolah di sekolah ku saja yuk. Disekolah ku tak ada anak-anak nakal seperti mereka. Ah, aku juga akan menjaga mu disana. Bilang pada ibu mu ya. Dadaaah..." anak laki-laki itu melambai sebelum naik ke mobil sekolahnya.

***
**
*

Jeongin memandang lelaki manis yang duduk di bangku kedua dari depan. Anak laki-laki itu juga memandangnya dengan senyum yang membuat matanya hampir menghilang. Manis.

"Hai, aku Jeongin. Pindahan dari SD Sopa" ucap Jeongin memperkenalkan diri.

Dan benar saja apa yang anak laki-laki itu katakan padanya beberapa bulan lalu. Teman-teman barunya sangat baik dan tidak memandang rendah penampilan Jeongin sperti teman-teman sekelasnya dulu.

***
**
*

"Kau melamunkan apa?" Tanya lelaki cantik yang melingkarkan tangannya di pinggang Jeongin dari belakang. Kepala lelaki itu bersandar nyaman di bahunya.

"Aku hanya teringat saat kau membela ku dulu" Jeongin memutar badannya lalu melingkarkan tangannya ke pinggang sempit Felix.

Ya, anak laki-laki yang membelanya dulu adalah Felix. Lelaki manis yang membuat Jeongin selalu mengikutinya bagaikan anak ayam dan induknya. Anak laki-laki dengan seragam taekwondonya dan menggendong piala juara satu taekwondo. Anak laki-laki yang mengajari Jeongin untuk menjadi pemberani.

"Kau selalu saja mengingat hal itu. Kenapa sih?" Tanya Felix terkekeh kecil.

"Karna sejak hari itu, aku tak mau cengeng lagi. Aku tak mau terus-terusan lemah. Dan aku ingin dekat dengan mu" Jeongin mencubit kecil ujung hidup Felix yang dihadiahi kekehan kecil Felix lagi.

"Dasar gombal!" Ejek Felix, diiringi kekehan kecil mereka.

"Aku serius. Buktinya aku pindah ke sekolah mu kan, beberapa bulan kemudian? Dan lihat! Sampai saat kita kuliah aku masih terus mengikuti mu kemana pun" Jeongin merapikan rambut karamel Felix yang mulai panjang dan hampir menyentuh matanya.

"Ya. Dan melamar ku kemarin" ucap Felix malu-malu.

Masih tak percaya ia, anak laki-laki dengan penampilan cupu yang ditolongnya saat SD, kemarin baru saja menyematkan cincin cantik di jari mungilnya. Padahal saat itu, ia lebih tinggi dari Jeongin, namun sekarang badan tunangannya itu jauh lebih berisi dari badan mungilnya.

"Manisnya" Jeongin membelai pipi merah muda Felix yang membuatnya terlihat semakin cantik.

"Kau membuat ku malu" Felix menyembunyikan wajah merahnya di dada Jeongin membuat tunangannya itu terkekeh gemas.

"I love you, Felix" ucap Jeongin dengan tangannya yang memeluk tunangannya dengan erat.

"I love you more" Balas Felix malu-malu masih tetap menempel di dada Jeongin.



Just like me, they long to be
Close you you...

***
**
*
*END*

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang