(Sequel of Library)
*Happy Reading*
***
**
*Felix datang lagi seperti janjinya kemarin. Namun kali ini di mejanya hanya ditemani satu buku ensiklopedia yang terbuka tanpa terbaca. Kedua tangan Felix menyangga dagunya sendiri. Senyum manis tak pernah luntur dari bibir merahnya.
Salah satu telinganya ia sumbat dengan earphone yang kini memutar lagu Dream milik Baekhyun dan Suzy yang terdengar manis ditelinganya.
Disatu sisi sudut yang lain, pemilik mata rubah itu juga tak dapat terlalu lama mengalihkan tatapannya dari wajah manis Felix yang juga menatapnya. Sesekali mereka saling melempar senyum atau bisikan kata tanpa suara.
Bruk!!
Jeongin tersentak kaget saat kelima tumpukan buku yang akan ditatanya jatuh ke lantai. Ia jadi merasa seperti dejavu saat beberapa pengunjung menoleh terganggu menatapnya.
Felix terkekeh kecil sebelum beranjak dari kursinya untuk menghampiri Jeongin yang sedang menundukan badannya pada para pengunjung.
Felix memungut satu persatu buku di bawah kaki Jeongin sebelum lelaki yang lebih muda darinya juga melakukan hal sama.
"Nih!" Bisik Felix. Tangan mungilnya menyerahkan dua tumpuk buku tebal pada Jeongin yang tersenyum malu.
"Terimakasih, lagi" balas Jeongin dengan tangannya yang bergerak menggaruk lehernya sendiri yang tak gatal untuk menyembunyikan rasa malunya.
"Sepertinya besok aku harus datang lagi dan lagi jika kau terus menjatuhkan buku-buku ini, hm?" Goda Felix, mata bulatnya mengerling jahil pada lelaki didepannya yang pipinya sudah memerah.
"Datanglah setiap hari kalau begitu. Itu akan bagus menemukan mu disini setiap hari" balas Jeongin tak mau kalah lagi.
"Bagus untuk perpustakaan ini.. atau untuk mu?"
Jeongin terkekeh tertahan mendengar godaan Felix yang semakin provokatif. Ternyata, sosok Felix tak hanya baik seperti yang diceritakan hyungnya semalam tapi juga sangat menarik.
"Kurasa pilihan yang kedua" balas Jeongin.
Kini giliran Felix yang terkekeh kecil untuk menyembunyikan pipinya yang memanas. Ia yakin, pipinya kini sudah berubah warna menjadi kemerahan.
"Ah, sebentar lagi shift kerja ku selesai. Mau menunggu di ruang pegawai atau masih mau menunggu disini dengan ensiklopedia yang kau acuhkan?" Sindir Jeongin diiringi kekehan kecil tawa mereka.
"Ruang pegawai saja" balas Felix.
"Kalau begitu, ayo! Ku antar setelah itu tunggu aku 15 menit lagi, tak apa?" Jeongin menyelipkan kelima buku yang telah ia tata rapi.
"Tak apa"
Jeongin berjalan mendahului Felix yang berjalan beberapa langkah dibelakangnya. Kaki Jeongin berhenti di sebuah ruangan sedang bercat pastel. Ada beberapa meja kerja juga sebuah sofa biru muda panjang di depan layar TV.
"Tunggu disini sebentar ya!" Ucap Jeongin yang mendudukan Felix di sofa.
Felix menganggukan kepalanya diiringi senyum manisnya. Jeongin menggaruk tengkuknya sekali lagi sebelum pergi meninggalkan Felix sendiri di ruang pegawai.
Setelah kepergian Jeongin, Felix berkeliling ruang pegawai. Matanya terpaku pada beberapa lembar foto polaroid yang tergantung di bilik meja yang ia yakin milik Seungmin sebelum kini menjadi milik Jeongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!