*Happy Reading*
***
**
*"Jeongin!" Teriak Felix mengalihkan atensi dua orang yang duduk bersebelahan di bangku belakang kelas.
Seseorang yang dipanggil Jeongin oleh Felix, menoleh santai lalu melanjutkan kegiatannya mengajari gadis manis disebelahnya. Felix bersedekap lucu, masih berdiri di sebelah Jeongin.
"Sudah mengerti kan?" tanya Jeongin pada gadis disebelahnya.
Si gadis menganggukkan kepalanya, mengiyakan."Kalau begitu, terimakasih Jeongin. Aku pergi dulu. Permisi Felix sunbae" pamit gadis itu sedikit takut melihat pelototan tajam Felix.
Setelah si gadis itu pergi, Jeongin menolehkan kepalanya pada Felix yang masih cemberut menatap ke pintu. Jeongin tersenyum sangat tipis, hingga nyaris tak terlihat. Jeongin menarik lengan kekasihnya yang masih terlipat agar duduk di meja didepannya.
"Sudah makan, sunbae?" Tanya Jeongin santai.
"Belum lah! Aku sudah menunggu mu lama di kantin, tau-taunya kau disini berduaan dengan gadis tadi! Ish! Aku benci pada mu!" Sungut Felix, membuang wajahnya ke arah lain selain ke wajah kekasihnya.
"Yerin tiba-tiba datang dan meminta ku mengajarinya soal Fisika untuk kuisnya nanti" jelas Jeongin, masih membiarkan kekasihnya memasang wajah cemberut padanya.
"Jadi kau lebih mementingkan gadis tadi daripada kekasihmu sendiri? Hah?! Cih! Tau begitu aku makan saja bersama Hyunjin tadi!" Felix berdiri dan hendak pergi sebelum tangan Jeongin menahannya.
Lelaki itu mendudukkan lagi Felix di mejanya lalu mengukung lelaki manis itu dengan kedua lengannya yang kekar.
Dari jarak sedekat ini, Felix bisa melihat wajah tegas dan garis mata tajam Jeongin yang berjarak beberapa jengkal saja dari wajahnya. Felix sampai kesusahan untuk menelan ludahnya sendiri.
"Bukannya aku pernah bilang, aku tak suka kau dekat-dekat dengan Hyunjin hyung, sunbae?" Ucap Jeongin penuh penekanan disetiap katanya. Rahangnya juga terlihat mengeras, kentara sekali jika Jeongin sedang menahan emosinya.
"Je.. Jeongin. Aku hanya bercanda. Jangan seperti ini. Aku takut!" Ucap Felix terbata. Mata beningnya juga sudah terlihat berkaca-kaca sebentar lagi akan menumpahkan air matanya.
Felix tak suka jika Jeongin marah. Ia takut. Dan ia tak mau Jeongin meninggalkannya. Makanya, semarah apapun Felix, ia tak akan mampu sedikitpun dimarahi kekasihnya itu.
"Ssstt.. jangan menangis. Maafkan aku. Aku yang salah. Jangan menangis ya, Sunbae" Jeongin memeluk Felix dengan posesif. Tangan kanannya mengusap punggung sempit kekasihnya dengan lembut.
"Maafkan Felix ya, Jeongin" ucap Felix sesenggukan.
"Aku yang salah. Maafkan aku ya, Sunbae" balas Jeongin lembut tak seperti tadi.
Ia memang sangat tak suka jika Felix, kekasihnya berdekatan dengan Hyunjin. Sejak ia masih menjadi mahasiswa baru yang jatuh cinta pada sunbae manis bernama Lee Felix yang waktu itu menjadi kakak pembimbing di kelompoknya, hingga mereka sudah berpacaran selama satu tahunpun, Hwang Hyunjin masih terus mengejar-ngejar kekasih manisnya.
Hyunjin dan Jeongin bersepupu. Tapi mereka tak pernah akur. Terlebih saat mereka menyukai orang yang sama. Felix. Felix sebenarnya adalah sahabat Hyunjin dari SMA, lelaki itu terang-terangan menunjukan perasaanya pada Felix. Namun Felix justru jatuh cinta pada Jeongin saat acara orientasi mahasiswa tahun lalu, hingga akhirnya Jeongin menyatakan perasaanya di depan panggung di acara penutupan orientasi.
Ah, mau tahu kenapa Jeongin masih memanggil Felix sunbae? Karena ia tak mau memanggil submisifnya dengan panggilan hyung. Padahal kan Jeongin dominannya. Makanya panggilan 'sunbae' adalah panggilan kesayangan yang Jeongin berikan pada Felix. Sunbae berasal dari kata Sun=matahari, yang berarti Felix adalah matahari untuknya. Juga Bae= Baby yang berarti Felix miliknya. Cheesy kan sebenarnya. Tapi Felix juga tak menolak atau bertanya macam-macam.
"Jeongin.." ucap Felix pelan, menggembalikan kesadaran Jeongin yang melamun beberapa saat.
"Eh, iya?" Jawab Jeongin. Ia melepaskan pelukannya di tubuh mungil kekasihnya lalu menangkup wajah manis Felix.
"Kau tak lapar? Aku kelaparan sekarang" cicit Felix, tangannya memelintir kecil ujung kemejanya sendiri. Menggemaskan. Jeongin sampai tertawa kecil dibuatnya. Tak lupa juga tangannya mengusap sayang surai kekasih manisnya.
"Ayo, makan. Kau tak ada kelas lagi kan setelah ini, sunbae?" Tanya Jeongin yang dibalas anggukan oleh Felix.
"Kalau begitu, setelah makan langsung ku antar pulang saja ya? Aku masih ada kelas jam 2 nanti" Jeongin menggendong tas hitamnya di sebelah kanan bahunya dengan tangan kiri yang menggenggam dan menarik lembut tangan mungil Felix.
"Iya. Tapi nanti pulangnya, Jeongin temani Felix ya di rumah. Mama pulang malam. Felix kan takut di rumah sendiri" ucap manja Felix.
"Iya. Nanti aku bawakan teoppoki saat aku pulang kuliah" ucap Jeongin menarik Felix untuk masuk dan duduk di bangku sebelah kemudi mobilnya. Setelahnya ia membantu Felix memasang sabuk pengaman sebelum memasuki sisi kemudi.
"Yeeey! Pacar Felix memang yang terbaik!" Ucap girang Felix sebelum menempelkan bibir cerinya di pipi Jeongin.
Jeongin yang mendapat kecupan tiba-tiba di pipinya hanya bisa membalas mengusap kepala Felix dengan sayang karena ia sedang menyetir.
***
**
*
*END*
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
Fiksi PenggemarFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!