#jangan lupa putar videonya, yah.. ^^
*Happy Reading*
***
**
*Derit pintu terdengar bersamaan dengan lonceng yang menggantung di pintu kafe. Bau pahit kopi, harum cookies yang baru matang, dan aroma mint mendominasi indra penciuman Felix. Beberapa pelayan memberi Felix senyum saat memasuki kafe.
Bangku pojok sebelah kaca menjadi pilihan Felix duduk. Hari ini Jogja mendung. Dan segelas latte hangat mungkin akan cocok.
"Selamat sore, mau pesan apa?" Ucap lelaki berseragam coklat dan bercelemek hitam mendatangi Felix dengan buku menu yang baru diletakannya di meja Felix.
"Hm.. caffe latte nya satu sama.. hmm.. bisa tolong rekomendasiin cakenya?" Kepala Felix menoleh ke samping. Deg! Mata Felix terpaku menatap wajah pelayan yang ada di depannya.
Tampan.
Mata Felix bergerak liar mencari tanda pengenal yang biasanya pelayan pakai di bajunya. Dan, ketemu!
Lee Minho.
Nama yang sesuai dengan wajah tampannya, badan tingginya dan urat tangan kekarnya yang terlihat seksi. Oh, ingatkan Felix untuk tak berfikir macam-macam.
"Hari ini menu cake special dari kami ada choco lava cake, rainbow cheese cake, dan greentea cinamon latte cake" Minho membalikan daftar menu.
Dengan serius Minho menjelaskan menu-menu pada Felix yang masih terpaku menatap wajah tampan Minho.
"Jadi, mas mau pesan apa?" Minho selesai menjelaskan menu cake pada Felix. Satu tangannya sudah siap mencatat pesanan Felix.
"Oh, eeh.. saya pesen rainbow cheese cake aja deh mas" ucap Felix linglung.
Salahkan saja wajah Minho yang membuatnya susah mengalihkan atensinya dari wajah tampannya.
"Baik. Mohon ditunggu sebentar"
Minho mengambil buku menu di meja Felix kembali sebelum pergi ke dapur. Mata Felix benar-benar sudah seperti tersihir karena wajah tampan Minho.
Sialan!
Bahkan dadanya saja ikut begemuruh tak karuan seperti ini.
"Felix!" Panggil seseorang yang baru saja masuk ke dalam kafe.
"Ck! Lama banget sih? Kemana dulu tadi?"sungut kesal Felix.
"Maaf, maaf, tadi diajak ngobrol dulu sama fotografernya. Mayan Lix, ganteng" Jisung terkekeh senang sementara Felix menatap jengah sahabatnya.
"Kebiasaan banget sih nyabe dulu! Di kurang-kurangin, napa sih Sung!" Omel Felix.
Jisung, sahabat Felix sejak bangku SMA memang seorang model. Wajar sih. Jisung manis. Bahkan banyak orang yang mengejar Jisung karena wajah manis sahabatnya.
Tak jarang juga Felix jadi tukang loper surat dan hadiah untuk Jisung dari penggemar-penggemarnya. Atau juga Felix akan jadi tempat sampah hadiah-hadiah pemberian fans Jisung.
Ada untung dan rugi nya memang punya teman manis dan banyak penggemar.
"Udah pesen?" Tanya Jisung.
"Udah. Tapi aku nggak mesenin buat kamu. Males. Nanti kebuang sia-sia gara-gara kebanyakan gula nanti takut gendut lah, berminyak lah, berlemak lah!" Sungut Felix yang malah membuat Jisung tertawa kencang.
"Aduh.. iya, iya deh, nanti aku pesen sendiri. Oh, ya, kamu tau nggak Lix?" Jisung memajukan posisi duduknya pada Felix yang duduk di kursi seberangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!