Till..

2.6K 284 19
                                    

*Happy Reading*
***
**
*

1 Januari 2018, tahun lalu. Suara petasan, riuh terompet, dan teriakan selamat tahun baru yang bersahutan dengan suara ombak pantai Anyer masih terdengar indah ditelinga Felix.

Lagi, tangan mungilnya masih terasa hangat dan lengkap berada digenggaman tangan tegar Changbin. Jemari panjang yang melengkapi buku jari Felix yang tak tau terasa sepi. Terasa lengkap dan pas.

Bibir mungil Felix tertarik tipis saat menatapi jarinya yang kini sendiri. Tak ada lagi elusan lembut ibu jari Changbin dipunggung tangannya.

"Kak" panggil Felix disela deru ombak dan suara petasan ditempat yang sama seperti tahun lalu.

Yang berbeda, tak ada sosok kesayangannya yang duduk di kursi roda tepat disebelahnya. Kini, Felix duduk di bangku yang sama, namun sendiri.

"Dua menit lagi, kak" gumam Felix.

Mata cekung itu menatap riak air laut yang pecah disela bebatuan karang didepannya. Anak rambutnya bergoyang seiring angin laut yang membawa kesejukan juga kepahitan dikulit wajahnya.

"Aku nggak mau main petasan, kak. Aku nggak bisa hidupinnya. Aku takut tangan aku kena apinya. Kan.. nggak ada kakak yang ngomelin aku lagi kalau tangan aku kena api" lagi. Senyum kecil dibibir Felix terasa semakin kecut dan pilu.

Tepat saat suara alarm di handphonenya berdering, suara terompet, petasan dan riak ombak saling bersahut. 1 Januari 2018. Tepat pukul 00.00 WIB. Pergantian tahun.

Tak jauh dari bibir pantai tempatnya duduk, ada sebuah pub yang disewa satu rombongan untuk merayakan tahun baru terdengar ramai. Ucapan selamat tahun baru saling bersahutan. Denting musik juga sapa hangat terdengar membahagiakan. Untuk mereka.

Bukan untuk Felix. Dan hatinya yang terasa kosong juga ngilu.

"Kak Changbin.. selamat tahun baru. Aku cinta kakak" ucap Felix diiringi tetes air matanya yang mengalir dipipi tirusnya.

Tetes yang tahun lalu tak membasahi pipi gembul Felix. Tetes yang dulunya terisi tawa dan sapaan cinta untuknya dan lelaki kesayangannya. Changbinnya.

"Felix.. pengen dengar suara kakak. Felix.." bibir tipisnya terkatup. Tak sanggup melanjutkan ucapannya sendiri.

Tahun baru lalu, setelah perayaan kecil-kecilan mereka di pantai Anyer, sosok kesayangan Felix meninggalkannya esok harinya. Bukan pergi untuk sementara. Namun pergi untuk selamanya.

Tahun baru lalu, Felix masih bisa mendengar kalimat selamat tahun baru dari bibir pucat Changbin, tangan kecilnya masih hangat digenggaman tangan kurus Changbin, dadanya masih terasa bergetar saat telinganya mendengar kalimat cinta dari pria itu.

Namun kini, kosong. Felix tak mendapat apapun kecuali rasa kosong. Di sampingnya, juga dihatinya.

"Happy new year my Lov. I'll always miss you"




































Tahun baru lalu,

"Happy new year my best, terimakasih untuk bersamaku, pada sakit ku, pada sehat ku, pada duka yang akan aku beri nanti. I love you Felix.."

***
**
*
*END*


Satu kata. Seneng. Aku seneng bisa nulis lagi 😊.

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang