2002

4.3K 455 52
                                    

*Happy Reading*

***
**
*
F

elix melemparkan gulungan kertas kecil ke meja Jisung yang berjarak dua meja dari sebelah kananya. Sedikit terjingkat, Jisung melirik ke meja Felix sebelum mengambil gulungan kertas yang jatuh tepat disamping kursinya. Felix memasang senyum malu-malunya begitu kedua mata mereka bertemu. Tak lama, karna mereka takut Dosen Kim memergoki tingkah mereka.

"Baca!" Ucap Felix tanpa suara.

Jisung mengangguk. Walau tanpa suara, Jisung masih bisa mendengar suara Felix didalam kepalanya. Suara manis yang sama seperti pemiliknya.

Tangan Jisung perlahan mengurai gulungan kertas ditangannya dengan penuh kelembutan. Seolah sedikit saja Jisung membukanya dengan sedikit kasar, maka gulungan kertas berharga yang di lempar Felix bisa saja tersobek. Dan Jisung tak mau gulungan kertas dari Felix sampai tersobek.

Late night car ride?

Jisung hampir daja tergelak jika ia tak ingat mereka sedang dalam kegiatan pembelajaran. Dan didepan mereka, Dosen Kim Nana yang terkenal paling galak sedang menuliskan rumus aneh dipapan tulis.

Jisung menggoreskan beberap kalimat balasan di bawah tulisan rapih Felix. Ia saja sampai sekarang tak percaya jika tangan mungil Felix lah yang menulisnya. Terlalu rapih untuk ukuran laki-laki.

Setelah selesai menulis balasan, Jisung menggulung kertas itu lalu melemparkannya ke meja Felix. Kali ini Jisung bersyukur karena kertas itu mendarat tepat di meja depan Felix. Mata Jisung mengerling jahil saat Felix meliriknya sebelum ia memutar kepalanya lagi menghadap depan.

Felix terkekeh tanpa suara begitu Jisung mengerling jahil padanya seperti biasa. Ia hanya menggelengkan kepalanya maklum dengan tangan yang mulai membuka kertas balasan dari Jisung.

Sure! Ku jemput nanti.

Felix melipat kertas ditangannya setelah membaca balasan Jisung. Mata bulat Felix mencuri tatap wajah Jisung dari ekor matanya. Oh, Felix sudah gila memang. Dan pelaku utama yang membuatnya tak waras tak lain adalah Han Jisung, sahabat Felix dari balita.

Dan lebih gilanya lagi, Felix mengakui jika ia suka dengan ketidakwarasannya karena Jisung.

***
**
*

Felix mengayunkan langkahnya lebih kencang lagi untuk menuruni tangga lantai dua rumahnya. Ia ingin menjadi yang pertama ditemui Jisung saat membuka pintu.

"Tunggu! Biar aku saja" cegah Felix pada pelayannya yang mundur teratur setelah perintah anak majikan mereka.

Felix menyempatkan diri merapikan rambut dan mengelap keringatnya dulu sebelum tangan mungilnya menarik handle pintu rumahnya yang besar dan megah.

Senyum Felix mengembang saat matanya menemukan sosok Han Jisung dibalik pintu dengan kaos putuh yang dilapisi kemeja pink lengan panjang dan rambut birunya yang di sisir rapi.

"Jisung!"

Greb!

Felix menghamburkan dirinya kedalam pelukan Jisung dengan tiba-tiba. Untung saja Jisung tak sampai terjengkang kebelakang.

"Hei, kau tak pakai sandal rumah mu? Kaki mu bisa kotor!" protes Jisung saat lagi-lagi matanya menemukan kaki telanjang Felix yang tak beralaskan apapun.

Jisung mengangkat pinggamg Felix hingga Felix sedikit terangkat ke atas lalu Jisung turunkan lagi Felix diatas kedua kakinya sendiri hingga Felix bertumpu pada kedua kaki Jisung.

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang