HUJAN

8.8K 788 62
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Felix berguling ke kanan dan ke kiri terus menerus sejak satu jam yang lalu. Sesekali ia juga mengerang dibalik selimut. Kakinya juga menendang-nendang udara ke atas. Ia benar-benar uring-uringan.

“Hyuuung” rengek Felix pada Changbin yang duduk membaca buku di bawah kasur. Changbin tak menjawab. Sudah bosan ia menanggapi rengekan Felix.

“Hyung! Ish! Kau ini!” sungut Felix sebal.

Felix merangkak menuruni kasurnya ke belakang punggung Changbin. Setelahnya dilingkarkannya tangan mungilnya di pinggang kekasihnya sementara wajahnya menempel dipinggangbelakang Changbin. Changbin tak terganggu sama sekali. Ia tetap memfokuskan fikirannya di buku bacaan ditangannya.

“Apa?” jawab Changbin acuh tak acuh.

“Hyung, aku bosan. Kita pergi jalan-jalan yuk” ajak Felix masih bergelayut manja pada punggung kekasihnya.

“Diluar hujan” jawab Changbin pendek.

“Hyuung, apa sebaiknya kita tetap pergi saja? Siapa tahu di pantai tak hujan!” ucap Felix bergumam dengan wajahnya menempel di punggung Changbin.

“Kau tak lihat tadi berita di televisi? Ada badai besar di daerah pantai” jawab Changbin masih memusatkan atensinya pada buku kedokteran yang dibacanya.

“Ish! Padahal aku sudah menyiapkan bekal yang banyak dari subuh tadi” sungut Felix. Wajahnya merosot ke bawah namun keningnya masih setia menempel pada pinggang Changbin.

“Lagian aku kan sudah memperingatkan mu dari semalam kalau akan ada badai hari ini” Changbin membalik lembar berikutnya di buku bacaannya.

“Ku fikirkan hanya hujan biasa! Lagi pula ini masih musim panas” Felix menendang-nendangkan kakinya ke udara.

“Makanya, lain kali dengarkan aku” ucap Changbin.

Felix memang seperti itu. Saking excitednya ia pada suatu hal, ia sampai tak mau mendengarkan Changbin. Setelahnya jika tak mendapat apa yang ia mau, Felix akan jadi uring-uringan sendiri seperti ini.

“Arrrrrgh! Aku bosan!” Setelah berteriak, Felix menenggelamkan wajahnya lagi di punggung Changbin lengkapdengan kakinya yang mendang-nendang udara.

Changbin menutup buku tebalnya dengan keras. Diletakkannya buku anatomi itu disamping ranjang Felix. Setelahnya, Changbin melepas tangan Felix yang melingkar dipinggangnya.

“Kemarilah!” Changbin memutar badannya, lalu menepuk pahanya, menyuruh Felix duduk.

Felix menurut dengan wajah yang ditekuk. Setelah kekasihnya duduk berhadapan didepannya dan bersandar manja pada dada bidangnya, Changbin membelai tengkuk belakang Felix dengan lembut.

“Lain kali, dengarkan aku bicara ya. Kan aku sudah mengingatkan mu kalau hari ini akan ada badai” ucap Changbin lembut. Ditangkupnya kedua pipi Felix menghapnya. Wajah Felix masih tertekuk.

“Kita bisa pergi lain kali kan?” hibur Changbin.

“Tapi kau kan sibuk terus hyung dengan kuliah kedokteran mu” ucap Felix sedih.

“Maaf ya. Semester awal memang agak menyibukkan” sesal Changbin. Felix mengangguk menjawabnya.

Pacarnya memang mahasiswa kedokteran semester awal. Sementara ia masih siswa SMA kelas 3. Mereka berpacaran sejak Felix kelas 1. Saat itu Changbin menjabat sebagai ketua osis. Baik Felix maupun Changbin sama-sama saling jatuh cinta.

Dan tepat saat camping saat malam pengakraban, tepat di depan api unggun, Changbin menyatakan perasaanya pada Felix di depan semua siswa baru, teman-teman panitia Mos, anak-anak Osis, juga para guru yang ikut. Tentu saja Felix menerimanya. Dan setelah malam itu, mereka mendpat julukan Fire couple.

“Sekarang, kau mau apa agar tak sedih lagi?” tanya Changbin. Kasihan melihat wajah kecewa kekasihnya.

“Mau cudling saja di ruang tengah. Aku mau nonton Doraemon” ucap lirih Felix dengan pipi gembulnya yang memerah.

Changbin tersenyum dibuatnya. Kekasihnya ini memang tak pernah gagal membuatnya semakin jatuh cinta setiap saat. Entah karna tingkah manisnya, tingkah menggemaskannya, saat ia marah, saat ia cemburu, juga saat ia manja pada Changbin.

“Boleh” Changbin berdiri dengan menggedong Felix didepan.

Felix melingkarkan tangan dan kakinya pada Changbin, takut terjatuh karna badan kekasihnya yang lebih pendek darinya. Tapi walau lebih pendek, badan Changbin sangat kekar. Itu kenapa Felix sangat suka mendusal, digendong, dan tidur di dada Changbinnya.

Setelah berjalan beberapa meter, akhirnya Changbin merebahkan badannya di kursi panjang dengan Felix yang menelungkup di atasnya.

“Kau menginap ya hyung” pinta Felix yang tiduran di atas dada Changbin.

“Iya, aku menginap” ucap Changbin yangmengelus pinggang kecil Felixnya.

“Yes! Aku bisa tidur sambil memelukmu sepanjang malam!” Felix mengeratkan pelukannya.

Changbin menarik Felix agak ke atas, lalu mendongakkan wajah manis kekasihnya. Setelah itu dikecupnya wajah Felix mulai dari kening, kedua kelopak mata, kedua pipi, puncak hidung dan terakhir di bibir ceri kekasinya. Sedikit menyesap bibir Felix lalu mengecup beberapa kali sebelum menyembunyikan lagi wajah Felix di dadanya.

Ah, Changbin benar-benar harus segera cepat menyelesaikan kuliahnya dan menikahi lelaki kecil diatasnya.

***
**
*
*END*


Haii, part ini aku terispirasi dari salah satu anime yang nggak sengaja aku liat di ig.
Karna lucu, jadi aku bikin versi Changlix deh hehe..

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang