AMERICANO

2.8K 223 9
                                    

***
**
*
*Happy Reading*

"Hyung?!"

Changbin menoleh ke belakang sejenak, sebelum mengalihkan kepalanya ke layar komputer didepannya.

"Sudah pulang? Katanya tadi kamu ingin belanja daging dengan Seungmin?" Tanya Changbin, dengan atensinya yang masih berfokus pada layar komputer. Besok deadline aranger musik untuk acara MAMA.

Felix mendengus, dengan bibir mengerucut karena kopi yang baru saja ditandaskannya dari cup.

"Seungmin di panggil pelatik Kwon. Disuruh latihan buat special perform" sungutnya.

Changbin menggaruk kepalanya yang terasa gatal, saat bersamaan menoleh ke belakang lagi. Matanya menatap cup kopi ditangan kecil Felix.

"Bawa kopi kamu? Mau dong. Ngantuk banget nih, ini mata" Changbin mengusak kasar matanya yang berontak untuk tetap terbuka.

Felix mendudukan dirinya di samping kursi kerja Changbin. Tangannya yang menggenggam cup kosong bekas kopinya ia goyangkan di depan wajah lelaki itu.

"Habis. Ehehe.." cengir Felix mengejek Changbin yang menatapnya datar.

Changbin berdecik kecil. Si pirang ini setelah banyak bergaul dengan Minho dan Seungmin jadi tertular jahil seperti mereka. Padahal, dulu si manis ini begitu penurut dan lembut sekali. Memang berdekatan dengan setannya Stray Kids tak baik untuk keselamatan jiwa.

Tiba-tiba, satu ide brilian muncul di kepala Changbin. Senyum miring tercetak di bibirnya. Dengan cepat, tangan Changbin bergerak menarik tengkuk Felix lalu membawanya menyatu dengan bibirnya.

"Hhhmmppp...!!!"

Yang lebih muda meronta minta dilepaskan sekuat tenaga. Namun, seiring badannya yang tambah kekar, tenaga Changbin juga semakin kuat. Ia bisa menahan rontaan Felix.

Lidahnya bergerak masuk tanpa permisi. Bergelut dengan lidah Felix yang mendorong-dorong lidahnya untuk keluar dari dalam mulutnya. Mengalah, Changbin lebih memilih menyesap bibir atas dan bawah Felix bergantian.

"Hhnngmm.." erang Felix protes karena Changbin tak kunjung menyudahi kulumannya pada bibirnya yang ia yakini sudah membengkak karena ulah lelaki itu.

Setelah 5 menit, Changbin menyesap kuat bibir Felix hingga lelaki manis itu meringis ngilu sebelum kemudia melepasnya dengan suara yang kuat.

"Plooop!" Bunyi bibir mereka berdua saat Changbin lepaskan ciumannya.

Bug! Bug! Bug!

"Wadooow Lix!! Sakiit!! Aaawsss!!" Erang Changbin setelah Felix menghujaninya dengan tiga pukulan di punggungnya.

"Rasain!" Sentak Felix yang masih memegangi bibirnya yang kebas.

Changbin terkekeh dengan tangan yang masih memegang punggungnya yang ngilu. Ia senang sekali memberi pelajaran bibir Felix yang kini nakal.

"Bibir mu enak Lix. Rasa Americano" ucap jahil Changbin yang mendapat pelototan Felix.

"Aku bilangin Chan hyung! Biar Changbin hyung di pukul pakai stick PS!" Sungut Felix sebelum pergi meninggalkan Changbin yang semakin terpingkal di meja komposernya.

"Hahahaa... astaga, sampai nangis" Changbin mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya karena menertawai Felix yang kini pergi entah kemana.

"Rasakan! Makanya bibirnya dikontrol kalo ngomong sama pacarnya! Durhaka sih!" Gumam Changbin.

Tangannya berkerak kembali pada mouse komputer yang sejenak ditinggalkannya tadi untuk berfokus pada bibir rasa Americano pacaranya. Ah! Benar juga! Mata Changbin yang tadinya lengket sekali, kininterasa segar seperti sudah tertidir selama 10 jam! Bibir Felix seberguna itu ternyata.

"Ah! Minta lagi ah nanti kalo ngantuk lagi!"

***
**
*
*End*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUCINERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang