*Happy Reading*
***
**
*Felix menghentikan langkahnya beberapa meter dari pagar rumahnya. Bibirnya mengerucut lucu, setelah melepas eskrim dari mulut kecilnya. Mata Felix menatap sosok laki-laki yang sangat dikenalnya, berdiri tepat didepan pagar rumahnya. Lelaki itu tak sadar jika Felix berdiri tak jauh darinya, karena posisi berdirinya menyamping.
"Hwang Hyunjin?" Panggil Felix pada sosok lelaki yang beberapa bulan ini tak lagi ditemuinya kecuali di kelas. Itupun mereka tak saling sapa atau bahkan hanya sekedar curi pandang.
"Sedang apa kau di depan rumah ku?" Tanya Felix dengan bibir yang kembali menyesap eskrim coklatnya.
Brug!
Felix membelalakan matanya saat Hyunjin yang tiba-tiba menubrukkan badannya pada badan kecil Felix. Bahkan es krim Felix sampai terjatuh tepat dibawah kaki mereka.
Felix bisa merasakan deru nafas hangat Hyunjin yang memburu diceruk lehernya. Jika ia adalah Felix yang beberapa bulan lalu, ia pastikan kakinya tak akan kuat menopang beban tubuhnya lagi. Tapi sekarang berbeda. Felix bukan lagi Felix yang kemarin.
"Bisa kau lepas, Hwang?" Ucap Felix dingin.
Hyunjin bergeming. Ia justru mengeratkan kalungan lengannya di pinggang Felix.
"Maaf" bisik Hyunjin dengan suara beratnya.
"Apapun maaf yang kau maksud tak akan merubah apapun, Hwang. Kau harus tahu!" Ucap Felix acuh.
"Maafkan aku. Seharusnya aku mendengarkan mu. Seharusnya aku tak berlaku kasar pada mu. Seharusnya saja.."
"Ya. Seharusnya kau pintar, Hwang. Tapi sayangnya kau bodoh. Dan aku sangat puas melihat mu di bodohi selama ini" potong Felix dengan seringai dibibirnya.
"Maaf, Felix" ucap Hyunjin dengan suara lirihnya.
Kembali Hyunjin mengeratkan pelukannya pada Felix. Felix sudah tak berusaha melepas pelukkan Hyunjin lagi. Toh, ia tak menginginkannya kok! Ia terlalu malas mengeluarkan tenaga untuk si bodoh ini.
"Andai aku tak bodoh, pasti sekarang aku bisa bahagia bersama mu. Bahagia yang nyata. Bukan pura-pura" bisik Hyunjin. Lelaki itu menyusupkan wajahnya ke leher mulus Felix, mencari kehangatan disana.
"Bahagia? Bersama ku? Aku tak yakin. Bahkan jika Seungmin tak hadir diantara kita pun kau akan tetap menolak ku, bukan?" Ucap Felix yang tanpa sadar menusuk hati Hyunjin.
Benar. Ada atau tidaknya Seungmin, Hyunjin akan tetap berlaku berengsek pada lelaki mungil dipelukannya. Bodoh sekali!
"Bisakah kau beri aku kesempatan, Felix? Aku benar-benar butuh tempat bersandar" ucap Hyunjin dengan menatap tepat di mata bulat Felix.
"Sayang sekali tidak! Aku tak akan menjadi apapun untuk mu" acuh Felix. Ia merasa bangga pada dirinya sendiri.
"Lepaskan kekasih ku, Hwang!" Ucap seseorang yang berdiri tak jauh dari tempat mereka.
Hyunjin mengerutkan keningnya tak mengerti. Ia kenal kok siapa yang kini berdiri didepannya, menyembunyikan Felix dibalik punggungnya.
"Felix kekasih ku. Dia tak ada hubungannya lagi dengan mu. Jadi berhenti berkeliling disekitarnya!" Ucap Jisung dengan sebelah tangan yang menggenggam tangan kecil Felix yang ia sembunyikan di balik badannya, juga sebelah tangan yang ia masukkan di kantong celananya.
"Apa?" Tanya Hyunjin tak percaya. Ia yakin telinganya salah.
"Bagian mana yang belum kau mengerti? Bagian kekasih ku? Bagian menjauh? Atau semua bagiannya?" Ucap Jisung dengan smirk dibibirnya.
"Felix, kau berkencan dengan Han Jisung?" Tanya Hyunjin memastikan. Ia tak akan percaya ucapan Jisung, yang ia ingin dengar adalah ucapan apapun dari bibir Felix sendiri.
"Tentu saja!" Ucap Felix singkat dan sangat jelas.
Hyunjin merasa sesuatu meremas dadanya. Ada rasa tak rela dan menyesal yang memenuhi rongga dadanya. Lagi-lagi ia harus tersadar dari kenyataan pahitnya.
"Sekarang, kau sudah dengar sendiri kan?" Ucap Jisung masih dengan senyum tajamnya.
Hyunjin tak lagi bisa berkata-kata. Matanya yang bergetar hanya melirik Jisung dan Felix secara bergantian.
"Sudah malam. Pulang lah! Felix juga harus cepat istirahat. Ayo, Lix!" Jisung mengeratkan genggamannya di sela-sela jari Felix.
Lelaki mungil itu tersenyum saat Jisung menggandenganya masuk ke halaman rumahnya, meninggalkan Hyunjin yang menatap mereka dengan nanar.
Tak salah keputusannya untuk belajar mencintai Jisung setelah kejadian di rooftop. Nyatanya, Jisung benar-benar memperlakukannya dengan penuh cinta dan ketulusan.
Sementar Hyunjin?
Ia masih berdiri di depan pagar rumah Felix, memperhatikan satu-satunya lampu yang ia yakin dari kamar Felix yang tadinya terang kini telah mati.
Jadi, Jisung menginap ya? Sedalam itu hubungan mereka ternyata..
***
**
*
*END*Udah lunas yaah hehe..
Semoga nggak mengecewakan 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!