*Happy Reading*
***
**
*Hyunjin meniup-niup wajah damai Felix yang masih betah terlelap meski sudah lebih dari lima belas menit yang lalu ia membangunkan adiknya dengan berbagai cara dari cara ekstrim hingga cara halus. Untung sekarang hari minggu, jadi ia tak perlu khawatir lagi mereka berdua terlambat datang ke sekolah.
"Baby koala... bangunlah! Sampai berapa lama lagi kau mau tidur? Hm?" Hyunjin memencet pelan hidung lucu Felix hingga si empunya memberi hadiah tamparan di tangannya. Bukannya marah, Hyunjin malah senang.
"Lima menit lagi Hyunjin!" Racau Felix yang masih tak mau membuka matanya, justru sekarang bayi koala itu menarik tangan Hyunjin untuk dijadikan bantalnya.
"Kau panggil apa, hm?" Ucap Hyunjin sabar.
"Hyunjin hyuuung" ucap Felix dengan suara seraknya.
"Kebiasaan sekali sih memanggilku hanya nama. Walau kita hanya beda 16 menit, aku tetap hyung mu Lee Felix!" Ucap sebal Hyunjin.
Adik kembarnya yang hanya berbeda lima belas menit darinya ini memang jarang sekali mau memanggilnya dengan sebutan hyung. Risih katanya. Felix akan memanggilnya hyung tanpa dipaksa hanya saat ia menginginkan sesuatu atau sedang manja-manjaan padanya.
"Hyunjin, Felix sudah bangun?" Tanya lelaki yang lebih tua dua tahun darinya. Lelaki itu kini berdiri di ambang pintu kamar Felix dengan kemeja hitamnya yang semakin membuat wajah si sulung keluarga Lee semakin tampan.
Lee Minho, kakak tertua Lee bersaudara. Kadang ia akan menjadi kakak yang berwibawa, tapi ia akan lebih sering menjadi kakak yang konyol untuk adik-adiknya.
"Belum hyung. Susah sekali membuat koala ini bangun" keluh Hyunjin yang kini sedang meregangkan badannya yang sedikit kaku karena terus tiduran menyamping menghadap Felix yang tetap saja masih asik tidur.
"Kau bantu eomma di dapur. Biar aku yang bangunkan!" Ucap Minho yang kini tengah mendudukkan badan Felix dengan paksa, yang masih memejamkan mata.
Hyunjin tak perduli lagi. Ia menuruti perintah hyungnya untuk membantu ibu mereka menyelesaikan masakannya. Dari Lee bersaudara, Hyunjin memang yang paling pandai memasak. Ia bahkan bertanggungjawab dengan dapur saat ibunya pergi ke luar kota atau bahkan luar negri untuk menenemani Appa mereka bekerja.
"Bangun Felix. Sudah siang. Kalau kau mau tidur, nanti siang lagi. Sejam lagi kita harus mengantar Eomma dan Appa ke bandara" ucap Minho yang mengangkat tubuh Felix yang masih setengah tertidur lalu menuntunnya keluar dari kamar.
"Aku sangat mengantuk hyung" rengek Felix.
"Salahmu sendiri! Aku kan sudah bilang, jangan main game sampai larut malam! Kau sih, ngeyel sekali jika diingatkan!" Sungut Minho.
Dituntunnya tangan adiknya agar tak terjatuh saat menuruni tangga satu per satu. Setelah selesai menuruni anak tangga terakhir, Minho membawa Felix untuk duduk di sofa ruang keluarga.
"Akhirnya Felix hyung bangun juga" ucap si bungsu Lee saat melihat kedua kakaknya berjalan kearahnya.
"Duduk disini dulu! Aku siapkan baju dan air hangat untuk mu mandi!" Ucap Minho pada Felix sebelum kakak tertua mereka kembali ke kamar Felix di lantai dua."Jeongin, ganti! Aku ingin menonton Tayo!" Ucap Felix yang kini tengah bersandar nyaman di bahu lebar adiknya.
Jeongin menurut. Padahal tadi ia sedang asik menonton acara tinju kesukaannya. Bisa apa lagi ia jika kakak manisnya sudah memberi perintah.
"Felix, kau mau susu coklat atau vanila?" Tanya Hyunjin di balik meja pantri yang mengahadap langsung ke sofa.
"Mau yang coklat saja" balas Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!