*Happy Reading*
***
**
*Bugh!
"AAKK! ASTAGA! FELIX!" Erang Chan begitu Felix mendudukan bokong berekor putihnya di perut bersixpack miliknya.
"Daddy! Felix lapar! Makan! Makan! Makan!" Felix menaik turunkan bokongnya di peut Chan membuat si pemilik Felix itu mengerang kesal.
Wajar saja Chan kesal. Ia sedang tidur nyenyak sebelum mimpinya buyar karena bokong bulat Felix yang menimpa perutnya. Belum lagi sekarang Felix menaik turunkan bokongnya dengan tak berdosanya. Tak tau saja jika bagian kecil milik Chan yang selalu menjadi kebanggaannya kini harus menahan sesak di dalam celana pendek yang dipakainya.
Greb!
Chan menarik pinggang Felix merapat diatas dadanya untuk menghentikan pergerakan bokong Felix yang tak berhenti naik turun di perutnya.
"DADDY! FELIX LAPAR!" Protes Felix.
Perutnya sudah keroncongan minta diisi daging tuna yang kemarin dibeli daddynya, tapi si daddy bukannya menurutinya malah memeluk erat pinggangnya sampai ia susah bergerak.
"Diam Felix! Perut ku sakit!" Erang Chan.
"Tapi Felix lapar daddy! Felix mau tuna! Daddy banguuuun!" Felix meronta-ronta dalam kungkungan tangan dan kaki Chan yang menahan pergerakannya.
"Ini bahkan masih jam setengah 5 pagi Felix. Masih terlalu pagi untuk sarapan. Lebih baik kau tidir lagi, nanti jam 7 ku beri tuna panggang untuk mu. Daddy janji!" Tawar Chan. Mulutnya menguap lebar tanda ia masih butuh tidur.
Semalam ia lembur lagi untuk mengerjakan pesanan lagu untuk IU, si penyanyi solo yang cantik itu. Tak mungkin ia membuat lagu asal-asalan kan untuk penyanyi sekelas IU. Bisa-bisa namanya dihujat netizen kalau lagu garapannya jelek.
"Tapi Felix laparnya sekarang daddy!" Felix mencembikan bibirnya. Mata kucingnya bahkan sudah berkaca-kaca dan sedikit basah diujungnya.
Chan menundukan dagunya sedikit untuk menatap si manis peliharaannya yang sudah sejak 5 tahun hidup bersamanya. Nafas Chan tercekat begitu melihat mata Felix yang berkaca-kaca. Ia tak suka melihat Felix bersedih bahkan menangis. Apa lagi jika itu karena dirinya. Chan tak akan pernah suka.
Ia hanya suka Felix yang tersenyum ceria padanya, bermanja duduk di sofa ruang tengah, tidur tengkurap di atas dadanya, mengeyong saat merasa kesenangan, menyambut dan mengantarnya di pintu rumah saat ia berangkat dan pulang kerja.
"Yasudah, yasudah, daddy buatkan. Mau ikut atau tunggu disini, hm?" Chan mengangkat badannya hingga membuat Felix melorot duduk di atas benda keramat Chan yang sejak tadi sudah menegang.
"Mau ikut! Tapi gendong sampai ruang makan ya, daddy?" Felix memiringkan kepalanya dengan ekspresi polosnya.
Chan memejamkan matanya. Ia tak mau bagian bawahnya semakin menegang. Tak baik jika mengajak Felix olahraga sepagi ini. Terlebih Felixnya sedang kelaparan.
"Berdiri dulu!" Perintah Chan.
Felix melompat kesamping kasur, membiarkan daddynya duduk memunggunginya sebelum ia melompat naik ke gendongan belakang Chan.
"Astagaa, kau makin berat saja, sih!" Erang Chan saat ia berhasil mengangkat Felix digendongannya.
"Hehe, kan kata daddy bagus kalau Felix tambah gendut?" Felix terkekeh kecil. Ekor putihnya bergerak ke kanan dan ke kiri karena kesenangan.
Benar juga. Chan lebih suka Felix gembul daripada kurus seperti saat pertama kali Chan membawa Felix kerumahnya. Dulu, Felix bahkan terlihat seperti kurang gizi di penangkaran. Saat pertama kali Chan melihat Felix yang murung duduk dipojok penangkaran, Chan langsung jatuh cinta pada si manisnya. Dan sejak hari itu Chan berjanji akan menjadi pemilik Felix yang baik. Tak akan ia biarkan Felix sedih atau kekurangan sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!