*Happy Reading*
***
**
*"Hyunjin!"
Felix menoleh ke arah kanannya. Lebih tepatnya ke arah seorang wanita berparas cantik yang berdiri didepan pintu kantin. Kim Yerim, wanita cantik itu tersenyum manis pada Felix saat pandangan mereka bertemu. Tentu saja dengan senang hati Felix membalas senyum kakak kelasnya itu dengan tak kalah manisnya.
"Lix, aku nyamperin kak Yerim dulu ya"
Felix menolehkan kepalanya lagi ke arah depan, ke arah Hwang Hyunjin, lelaki yang tadi dipanggil Yerim. Felix tersenyum dengan kepala yang mengangguk.
Mata Felix mengikuti punggung lebar Hyunjin yang berjalan mendekati wanita cantik dengan senyum memukau itu. Sekali lagi Felix membenarkan dalam hatinya jika sahabatnya, Hwang Hyunjin begitu cocok dengan Yerim. Mereka pasangan yang sangat serasi.
Tangan Felix meraba sebuah kalung berliontin cincin yang menggantung dibalik baju yang dipakainya. Cincin yang sama seperti yang dipakai dijari manis Felix.
"Kita pasangan yang serasi juga kan, kak Chan?" Senyum Felix mengembang sempurna saat tangannya berhasil mengeluarkan cincin indah itu dari balik bajunya.
Pipi Felix merona hanya karena cincin digenggamannya. Mata Felix sesekali mencuri pandang ke arah sepasang kekasih yang kini sudah duduk di meja dekat pintu masuk kantin.
Felix ikut merona saat melihat Hyunjin mengusap lembut surai panjang kekasihnya. Chan juga sering melakukan hal yang sama padanya.
"Aah, aku jadi kangen. Tanggung jawab dong kak!" Sungut Felix lalu tak lama kemudian ia terkekeh kecil merutuki kegilaanya sendiri.
"Bodoh! Kayak orang gila! Ngapain juga aku ngomong sama cincin! Mending kan ngomong sama orangnya langsung!"
Felix membereskan buku-buku pelajaran kimia yang tadi ia ajarkan pada Hyunjin yang tergeletak di atas meja. Sekali lagi mata Felix menatap sepasang kekasih yang masih asik bercanda, sebelum akhirnya ia pergi keluar kantin lewat pintu samping.
Felix tak mau saja sekedar pamit dan berakhir mengganggu kebersamaan sepasang kekasih itu. Felix tau diri kok.
***
**
*Tangan Felix memasukan satu per satu buku paket kedalam lokernya. Pipi Felix selalu merona saat matanya bertemu dengan beberapa potret foto polaroid yang tertempel di pintu lokernya.
Ada 5 objek dalam foto itu. Ada fotonya bersama Chan, ada juga dengan Yerim, ada juga fotonya sendiri, ada fotonya bersama Daehwi sepupunya, dan juga fotonya bersama Hyunjin.
"Lix!"
Sedang asiknya menatap foto-foto di lokernya, suara Hyunjin mengintrupsi kegiatannya dari belakang. Felix memutar tubuhnya untuk menghadap sahabatnya berdiri dengan nafas tersengal didepannya.
"Habis darimana sih, Jin? Sampe keringetan begini!" Felix mengusap peluh Hyunjin di sekitar dahi dan leher lelaki itu dengan ujung lengan jasnya.
"Lix, hari ini aku nggak nganterin kamu pulang dulu ya?" Ucap Hyunjin dengan nafas yang masih tersengal.
Felix mengerutkan keningnya dan menatap bingung ke arah sahabatnya. Mereka memang setiap hari berangkat dan pulang bersama. Maklum saha, jarak rumah mereka dengan sekolah tak terlalu jauh. Apa lagi rumah mereka hanya berjarak dua rumah.
"Ya, nggak papa sih. Tapi kenapa?" Tanya Felix dengan raut khawatirnya yang tak bisa ia sembunyikan.
"Kata kak Yerim, dia mau ngomong sesuatu yang penting sama aku. Nggak papa kan pulang sendiri?" Tanya Hyunjin yang juga tak kalah khawatirnya pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCINERS
FanfictionFelix's...slave . . . . . . Warn! Fujo area! BXB! Some mature content!