Pelan-pelan Noe menghampiri perempuan memakai knit cardigan krem kebesaran sepanjang di atas lutut dengan rambut dicepol yang diam-diam menyusup ke dapur tengah malam mencari makanan seperti biasa. Tampak perempuan yang membawa beberapa bungkus snack itu mencoba mengambil sebotol Pinot Noir di rak atas.
"Aku akan buatkan makan malam." Noe langsung mengambil sebotol Pinot Noir yang berhasil diraih Allura.
Allura yang terkejut seketika hilang keseimbangan saat tengah berjinjit. Beruntung Noe langsung menahan pinggang rampingnya. Membuatnya yang tertegun sampai menjatuhkan beberapa snack di tangannya. Setelahnya mendorong kuat laki-laki memakai polo shirt hitam berpadu celana chino hitam itu menjauh darinya.
Noe yang terpental mundur cukup terkejut mendapat reaksi itu.
"Jangan menyentuh tubuhku, Berengsek," umpat Allura marah.
"Fine. Aku nggak akan menyentuh kamu. Kamu tadi hampir jatuh," ucap Noe mengalah. Karena Allura pasti masih menyimpan kekesalan setelah drama panas di atas sofa.
Allura menatap benci Noe yang lagi-lagi memergoginya di dapur tengah malam. Dia langsung mengambil snack-snack yang jatuh dan segera menuju kamar. Namun, langkahnya tertahan oleh tangan kekar yang menahan lengannya.
"Aku akan buatkan makan malam. Kamu nggak akan kenyang kalau hanya makan snack," kata Noe lembut.
Allura menarik lengannya. "Nggak perlu. Aku nggak butuh," ucapnya ketus.
Noe kembali meraih lengan Allura. "Sekalian kita bicara."
Allura mendengkus kesal seraya kembali berusaha melepaskan lengannya. "Tapi aku nggak mau bicara sama kamu."
"Please, Allura," mohon Noe menatap lembut.
Sejenak, Allura tertegun mendapatkan tatapan lembut dan baritone rendah yang penuh permohonan itu. Tiba-tiba saja wajah dingin rupawan di hadapannya menunjukkan ekspresi kalem, tidak seperti biasanya.
Ya, sepanjang siang tadi Noe sudah menghabiskan waktu untuk berpikir dan merenung. Perempuan di hadapannya saat ini adalah adik dari mendiang teman baiknya, yang harusnya dia perlakukan dengan baik. Meski tidak dipungkiri jika Allura memang berhubungan dengan Aaron dan mutan itu.
"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Allura yang perlahan melunak.
"Hal penting. Tapi kita akan bicarakan setelah kamu makan." Noe menggiring Allura menuju meja makan.
"Kenapa nggak sekarang saja kamu katakan?" tanya Allura penasaran.
Noe menarik kursi untuk Allura. "Ini nggak akan memakan waktu 20 menit. Aku akan buatkan kamu makan malam sebentar."
Allura mengernyit heran dengan sikap perhatian itu. Meski begitu, seperti terhipnotis, dia menurut begitu saja duduk di kursi tersebut. "Ada apa ini? Kenapa sikap kamu tiba-tiba berbeda begini? Kamu pasti merencanakan sesuatu yang buruk sama aku 'kan?" cecarnya curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...