Noe berhasil menyelundup ke ruangan rahasia di balik pintu besar yang memang menyimpan banyak hal tentang mutan dan laboratorium itu. Dia berhasil menyalin data pada komputer yang berhasil dia sadap. Kemudian menemukan data orang-orang yang terjaring dengan mutan itu. Membuatnya tersenyum simpul karena akhirnya bisa menemukan apa yang sudah lama dicari-carinya.Tak lama kemudian suara pecahan membuat Noe terkejut. Membuatnya seketika teringat Allura yang masih bersama Aaron di ruangan lain. Entah apa yang terjadi di luar. Dia berharap Allura tidak bertindak nekat yang bisa membahayakan nyawa.
Namun, mengingat sifat asli Allura, Noe tertegun. Perempuan keras kepala itu bisa dipastikan nekat melakukan apa pun, mengingat pengkhianatan dan kematian Rayi yang dilakukan Aaron. "Allura pasti nggak mungkin cuma ngasih aku jalan masuk ke sini. Pasti sudah ada rencana yang ingin dia lancarkan."
Usai berhasil mendapatkan semua data yang dibutuhkan, Noe bergegas keluar dari ruangan rahasia menghampiri keberadaan Allura. Tampak sebuah pemandangan di ruang tamu begitu mengerikan-Allura dan Aaron saling berebut pisau hingga membuat leher Allura berdarah. Membuatnya melangkah cepat memukul tengkuk Aaron sebelum ujung pisau tersebut benar-benar menembus leher Allura.
Aaron seketika tersungkur tidak sadarkan diri. Membuat Allura bisa bernapas lega usai lepas dari cengkeraman laki-laki bermata beringas itu.
"Are you okey?" Noe mendekat melihat leher berdarah Allura.
"I am okey," jawab Allura yang cukup terkejut dengan kedatangan Noe.
Noe mengembuskan napas sesal. "Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa menyerang kamu pakai pisau?"
Allura menggeleng. "Aku yang menyerangnya."
"Apa?" Noe mengernyit.
"Bagaimanapun juga aku harus membunuhnya dengan tanganku sendiri, untuk membalas kematian kakakku," desis Allura tajam.
Noe tergelak kecut. "Dan apa kamu berhasil membunuhnya? Kalau aku telat satu detik saja, pisau itu mungkin sudah mengoyak leher kamu, Allura."
"Persetan, Noe. Dia harus mati di tanganku." Allura menatap tajam.
"Jangan menggunakan keras kepala untuk membalaskan sebuah dendam, Allura. Yang ada kamu sendiri yang akan terluka." Noe langsung mengambil pisau di tangan Allura.
Tak lama kemudian terdengar suara seseorang tengah memencet password di balik pintu masuk. Membuat Allura dan Noe berada dalam keadaan genting sekarang.
"Kita harus pergi sekarang." Noe menarik tangan Allura menuju balkon.
Allura membulatkan mata dan langsung melepaskan tangannya. "Maksud kamu pergi dengan melonjat dari baklon ini?"
"Memangnya ada jalan keluar lain?" Noe memasang pengait tali ke tubuhnya.
Allura menggeleng ketakutan. "Nggak. Aku nggak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...