Part 37

66 3 0
                                    

Allura akhirnya memutuskan membuka pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allura akhirnya memutuskan membuka pintu kamar. Namun, jangan berharap perempuan keras kepala itu semudah itu melunak. Karena bukan Allura Milena namanya jika tanpa akal.

Noe dan Benji cukup terkejut melihat Allura yang akhirnya keluar kamar sendiri. Membuat kedua laki-laki yang sesaat terlibat obrolan serius itu berdiri. Tampak Noe berusaha menahan kasakitan tubuhnya. Sementara Benji memegangi tubuh Noe yang sedikit sempoyongan.

"Duduklah. Biar saya yang bicara dengan Allura," perintah Benji.

Noe mengangguk menurut.

Allura mengernyit dengan pemandangan di hadapannya. Noe tampak bertelanjang dada dengan memegangi lengannya yang terluka. Sementara Benji tampak membantu mengobati, terlihat dari kotak P3K di atas meja. Namun, hal itu persetan baginya.

"Bisa kita bicara, Allura?" Benji melangkah mendekat.

"Biarkan dia makan dulu, Pak," sergah Noe.

Allura tersenyum kecut melirik makanan di atas nakas. "Aku nggak lapar," ucapnya dingin.

"Kamu sudah lebih dari 24 jam nggak makan apa pun, Allura," kata Noe.

Allura menyeringai dingin pada laki-laki yang terus memegangi lengannya di sofa. "Kenapa? Kamu takut aku mati di dalam? Don't worry. Buktinya aku masih hidup sekarang. Lagian aku nggak akan semudah itu mati sebelum ngasih kamu pelajaran," ucapnya penuh ancaman.

Noe terdiam.

"Fine. Kami nggak akan memaksa kamu. Tapi mari kita bicara." Benji berusaha menengahi.

Allura pelan-pelan melangkah menghampiri laki-laki paruh baya tersebut. "Anda kemarin bilang, kalau Anda adalah seorang capo. Noe mengatakan, jika kakak saya tergabung dalam organisasi kalian. Saya yakin Anda yang memimpin organisasi itu."

Benji mengangguk. "Iya, kamu benar."

"Bagaimana bisa kakak saya masuk ke dalam organisasi kalian?" tanya Allura menatap tajam Benji. "Atau ... bagaimana bisa kalian merekrut kakak saya masuk ke dalam organisasi?" tanyanya lagi.

Benji berkacak pinggang dan mengembuskan napas. "Fine. Saya akan menjelaskan semua perihal Rayi sama kamu. Karena bagaimanapun juga kamu memang harus tahu."

Sebuah pistol yang terlihat di dalam saku jas Benji menarik perhatian Allura. Isi kepalanya seketika menemukan ide yang tidak ada salahnya untuk dicoba.

"Rayi masuk ke organisasi setelah lulus tes kemiliteran di Italia. Dia masuk dengan mambawa informasi penting kepada organisasi. Saat itulah misi itu terbentuk dan membawa Rayi menjadi bagian penting dalam organisasi." Benji perlahan-lahan mulai menjelaskan.

"Informasi penting?" Allura mengernyit.

"Saat itu Rayi mengatakan, jika ada salah seorang ternama di ibu kota yang dia ketahui diam-diam tengah membangun sebuah farmasi dengan bahan produksi ilegal. Karena dia seorang pebisnis ternama, dia cukup banyak menjaring investor saat itu. Penjualan--"

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang