Noe memasuki ruangan dengan wajah pilu menatap perempuan yang terbaring di atas ranjang rumah sakit masih berbalut selang oksigen dan infus. Meski begitu dia bersyukur bisa kembali melihat Allura dalam keadaan yang sudah lebih baik. Tampak seorang dokter perempuan juga ada di sana melakukan pengecekan pada Allura."Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Noe.
"Karena masih dalam pasca transfusi, pasien masih harus dalam pantauan 24 jam. Sementara pasien harus memakai bantuan oksigen untuk berjaga-jaga reaksi alergi pada pernapasannya. Suhu tubuhnya saat ini sedang turun dan menggigil karena sudah mulai bereaksi. Tapi jangan khawatir, ini adalah reaksi yang umum. Saya sudah memberikannya suntikan dosis tambahan," jelas dokter tersebut.
Noe mengangguk-angguk menatap wajah terlelap Allura.
"Saya juga sudah memeriksa kandungannya. Beruntungnya tidak ada trauma yang berarti pada janinnya," tambah dokter tersebut.
Noe cukup terkejut mendengarnya. "Janin?"
"Iya, janin. Dari hasil pemeriksaan yang saya temukan, istri Bapak dalam keadaan mengandung. Kandungannya kisaran berusia 2 minggu, masih sangat awal. Selamat ya, Pak." Dokter tersebut tersenyum.
Noe membeku.
"Tolong dipantau dengan seksama ya, Pak. Kehamilan awal cukup rawan gerakan yang berlebihan. Saya harap istri Bapak bisa lebih hati-hati."
Noe mengangguk. "Baik, Dok. Terima kasih."
"Sama-sama. Mari." Dokter tersebut kemudian beranjak pergi dari ruangan.
Noe masih tampak terkejut sepeninggal dokter tersebut. Bukan terkejut karena dikira suami dari Allura, melainkan terkejut tidak menyangka, jika Allura saat ini dalam keadaan hamil.
Ya, hamil.
Noe kemudian menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang memandangi wajah teduh Allura yang masih terlelap. "It's okey Allura ... it's okey. Yang terpenting sekarang kamu selamat dan sudah dalam keadaan baik-baik saja," lirihnya mengusap lembut pipi mulus itu.
Ya, bagaimanapun keadaan Allura saat ini, Noe tidak akan mempermasalahkannya.
*****
2 jam kemudian pelan-pelan Allura membuka mata. Tampak sebuah ruangan putih tersuguh di hadapannya lengkap dengan suara tetesan infus. Setelahnya pemandangan laki-laki yang tertidur di sebelahnya memegangi jemarinya membuat mengernyit.
"Noe," panggil Allura parau.
Noe yang tak benar-benar tertidur langsung terbangun mendengar suara itu. "You have got up?" tanyanya menyentuh wajah Allura.
"Apa yang terjadi? Apa aku di rumah sakit?" tanya Allura tampak linglung.
Noe mengangguk. "Ya, kamu sedang dirawat sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...