Part 43

69 2 0
                                    

Perempuan memakai black oversize tee berpadu denim pants berdiri di hadapan pintu usai berkali-kali mengembuskan napas mengumpulkan keberanian menekan bel apartemen mewah yang familiar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan memakai black oversize tee berpadu denim pants berdiri di hadapan pintu usai berkali-kali mengembuskan napas mengumpulkan keberanian menekan bel apartemen mewah yang familiar itu. Dia harus memasang sandiwara di hadapan pengkhianat yang akan muncul di hadapannya, sebelum kemudian memberikan pelajaran.

Ya, bukan Allura Milena jika diam begitu saja menerima sakit hatinya. Paling tidak ada sesuatu yang bisa dia berikan sebagai oleh-oleh. Rencana tersebut sudah bersarang di kepalanya sejak kemarin.

Pintu terbuka dan langsung menampilkan pemeran utamanya. Tampak Aaron begitu terkejut menatap perempuan memakai barret hat hitam yang sudah seminggu lamanya menghilang dan membuatnya khawatir bukan kepalang. "Allura."

Tatapan dingin Allura tepat pada laki-laki yang sudah 6 tahun menjalin hubungan dengannya. Namun, langsung menyerang bukanlah taktiknya. Terlebih sosok perempuan ular dengan pakaian seksi yang juga menjadi incarannya muncul di belakang Aaron dengan wajah tidak kalah terkejut melihat kedatangannya. Membuatnya menyeringai licik untuk memulai aksi melankolisnya.

"Aaron, tolong aku," pekik Allura yang langsung memeluk tubuh Aaron. Tidak lupa menampilkan wajah ketakutan lengkap dengan air mata.

Aaron spontan balas memeluk erat kekasihnya itu. Naluri perasaannya tidak bisa dia sembunyikan melihat Allura yang akhirnya muncul di depan matanya dalam keadaan selamat. "Are you okey?"

"Aku takut, Aaron," pekik Allura sengaja membuat Joice yang tampak pasi di belakang Aaron semakin kepanasan.

Aaron melepas pelukan dan langsung menyelisik ujung kepala hingga ujung kaki kekasihnya itu. "Ada apa ada yang terluka?"

Allura menggeleng dengan wajah yang dibuat pilu.

"Syukurlah," lirih Aaron penuh kelegaan dan kembali memeluk kekasihnya itu.

"Kalian pasti mengkhawatirkan aku selama ini 'kan?" tanya Allura manatap Joice.

Mendengar kata kalian, pelan-pelan Aaron melepaskan pelukan dan menoleh pada Joice yang sudah berdiri di belakangnya dengan wajah pucat pasi.

"Kamu pasti mengkhawatirkan keadaanku 'kan, Honey?" Allura menyentuh kedua pipi Aaron untuk menatapnya.

Aaron yang membeku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu juga pasti sangat mengkhawatirkan aku 'kan, Joice?" Kali ini Allura memulai sandiwara dengan memeluk tubuh sahabat ularnya itu.

Joice yang membeku seperti tidak mempunyai pilihan lain untuk membalas pelukan itu. "Iya, Al. Aku sangat mengkhawatirkan kamu," jawabnya menatap dingin Aaron.

Aaron memberikan anggukan pada Joice dengan jemari menempel di bibir, meminta Joice untuk menyembunyikan hubungannya.

Allura kemudian melepas pelukan dan kembali menatap Aaron dengan wajah berurai air mata. "Mereka nyulik aku, Honey. Selama seminggu aku disekap sama mereka. Aku takut banget. Mereka bahkan berencana buat membunuh aku."

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang