"Allura," lirih Aaron menatap ekspresi berbeda yang kini ditampilkan perempuan di hadapannya.Allura menyeringai. "Kenapa? Apa kamu terkejut, Aaron?"
Melihat itu Joice tergelak kecut. "Jadi kamu hanya berakting tadi?"
Mendengar pertanyaan itu Allura tertawa. "Kenapa Joice? Bukankah aku memang sangat berbakat dalam berakting? Kamu tampaknya sangat kecewa melihat kemunculanku."
"Apa yang sebenarnya terjadi, Allura?" tanya Aaron.
"Justru aku yang seharusnya bertanya sama kamu, Aaron." Allura menatap dingin laki-laki yang sudah menyelingkuhinya itu. "Apa yang terjadi selama aku diculik?" tanyanya tajam.
Aaron yang terkejut langsung beranjak berdiri.
"Tentu saja banyak hal yang terjadi, Allura. Seperti bekas lipstick yang kamu temukan pada bibir kami berdua," sahut Joice yang mulai menunjukkan wajah aslinya.
"Joice, hentikan," desis Aaron tajam pada Joice.
"Kenapa harus dihentikan, Aaron? Bukankah Allura bertanya tentang hubungan kita?" Joice duduk di hadapan Allura dengan kaki menyilang begitu pongah. "Lagi pula hubungan kita sudah sampai pada benih yang aku kandung sekarang," sambungnya menatap penuh kemenangan pada Allura.
Allura tergelak. "Jadi sejak kapan hubungan laknat kalian dimulai, Aaron?" tanyanya menatap kecewa laki-laki yang berdiri penuh kegelisahan.
Aaron terpejam penuh sesal, tak mampu berkata-kata.
"Jawab aku kalau kamu masih punya mulut, Aaron." Allura menatap penuh terluka melihat wajah pengecut itu.
"3 bulan sebelum kalian merencanakan pernikahan," jawab Joice.
"Apa mulut kamu sudah nggak berfungsi untuk berbicara, Aaron?" Allura terus menatap Aaron, meminta jawaban langsung dari laki-laki berengsek itu.
Aaron kemudian memberanikan diri menatap Allura penuh meski dipenuhi rasa bersalah. "Maafkan aku, Allura."
Allura kemudian tertawa. "6 tahun aku menjalin hubungan dengan laki-laki yang ternyata seorang bajingan berengsek. 6 tahun juga teman yang sudah aku anggap sebagai sahabat ternyata seorang perempuan murahan yang lebih suka merebut laki-laki orang. Plot twist sekali."
Joice menyeringai dingin. "Jangan terlalu kecewa, Allura. Di dunia ini nggak ada sahabat yang bisa benar-benar bersahabat. Pada akhirnya semua hanya akan mementingkan dirinya sendiri."
"Dasar perempuan ular," olok Allura menatap bengis Joice.
Joice mengeraskan rahang tidak terima.
"Jadi ini alasan kamu mengarang cerita pada media perihal menghilangnya aku di hari pernikahan itu?" Allura menatap tajam Aaron.
Aaron yang semakin terpojok hanya bisa terpejam penuh sesal. 2 perempuan di hadapannya saat ini mempunyai resiko masing-masing. Namun, dia tidak mempunyai pilihan lain selain berpihak pada Joice demi nama baiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...