Part 84

44 2 0
                                    

Aaron mengepalkan tangan di atas meja dengan rahang mengeras melihat video perkelahian anak buahnya di pasar malam yang juga menjadi tranding pemberitaan media

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aaron mengepalkan tangan di atas meja dengan rahang mengeras melihat video perkelahian anak buahnya di pasar malam yang juga menjadi tranding pemberitaan media. Sekumpulan laki-laki berjas hitam dengan logo perusahaannya itu lagi-lagi harus mencoreng nama baiknya lantaran diduga mengeroyok salah seorang yang diduga adalah pengunjung pasar malam.

“Kami gagal membawa pengantin Bapak. Maafkan kami,” ucap laki-laki dengan bekas luka sobekan di wajah yang tampak tertunduk. Lantaran dia adalah yang mempimpin pergerakan tadi.

“Bukankah saya menyuruh kalian untuk membawa pengantin saya?” Aaron menatap bengis 7 anak buahnya yang sudah begitu bodoh membuat kekacauan di tempat umum.

“Kami terkecoh sama dengan Noe Erlangga, Pak.”

“Siapa yang menyuruh kalian melakukan hal bodoh?!” hardik Aaaron menggebrak meja.

7 anak buah itu seketika tertunduk tak berani menatap dan menjawab.

“Karena kalian sudah mencoreng nama baik perusahaan, maka kalian akan menerima akibatnya.” Aaron berdiri di balik meja kerja dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku begitu pongah. “Guntur!” panggilnya pada sekretaris andalannya.

Laki-laki memakai setelan jas hitam rapi itu mausk ke ruangan dengan membawa beberapa anak buah yang sudah berjaga di depan ruangan. “Iya, Pak.”

“Bawa mereka keluar dan jebloskan ke penjara. Saya mau 7 orang ini kamu ganti dengan yang baru secepatnya,” perintah Aaron.

Guntur mengedikkan jari kepada beberapa anak buah untuk membawa keluar anak-anak gadungan yang sudah membuat kerusuhan perusahaan.

“Kamu urus mereka dan media. Saya mau dalam 24 jam nama baik perusahaan saya sudah kembali seperti semula,” perintah Aaron.

Guntur mengangguk. “Baik, Pak.”

“Bagaimana dengan video itu?” tanya Aaron kemudian.

“Salah seorang pakar telematika sudah ikut turun tangan dan membenarkan keaslian video tersebut, Pak,” jelas Guntur.

Aaron terpejam penuh sesal dengan pandangan ke luar jendela. Bahkan salah seorang menteri berani turun tangan untuk mengusiknya. “Apa kamu sudah menemukan siapa yang mengunggah video tersebut?”

Guntur membuka smartphone layar besar di tangannya. “Dari IP yang sudah kami temukan, palaku mengunggahnya pada sebuah warnet. Kami sudah memeriksa CCTV di sana dan menemukan ini,” jelasnya menunjukkan video tersebut di hadapan Aaron.

“Ada 2 orang pelaku?” Aaron mengernyit melihat 2 orang berpakaian hitam dan topi hitam tersebut.

“Mereka laki-laki dan perempuan. Saya rasa Pak Aaron tidak akan asing dengan wajah keduanya,” jelas Guntur.

Aaron semakin memfokuskan pandangan melihat video tersebut. Bahkan keduanya sempat berciuman di dalam warnet sebelum kemudian pergi. Sampai kemudian sebuah CCTV di pintu masuk menangkap wajah keduanya yang ternyata adalah Allura dan Noe. Membuatnya kembali mengeraskan rahang dan mengembuskan napas berat.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang