Part 88

40 3 0
                                    

Samar-samar bayangan Noe Erlangga yang berusaha meraih tangannya membuat Allura refleks mencengkeram erat sesuatu yang ada di dekatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Samar-samar bayangan Noe Erlangga yang berusaha meraih tangannya membuat Allura refleks mencengkeram erat sesuatu yang ada di dekatnya. “Noe!” pekiknya yang langsung membuka mata dengan napas tersengal-sengal.

Allura kemudian tersadar telah berada di ruangan yang aromanya begitu familiar. Pelan-pelan dia mengedarkan pandangan pada ruangan yang juga tampak begitu familiar. Membuatnya beranjak duduk dan langsung mendapati laki-laki mamakai setelan jas garis-garis berpadu kemeja putih itu duduk di sebuah kursi menatapnya seraya memainkan pistol.

“Sudah sadar?” Aaron tersenyum.

Allura dibuat membeku melihat pistol di tangan Aaron. Membuatnya harus berhati-hati.

“Kamu bahkan mempunyai pistolnya Rayi.” Aaron terus memainkan pistol Rusia tersebut. Karena memang hanya Rayi yang memiliki pistol berjenis langkah tersebut.

Allura menyeringai. “Jadi kamu mengingat pemilik pistol tersebut?”

“Tentu saja aku mengingatnya, Allura. Bahkan aku masih ingat seperti apa sosok Rayi, sebelum dia meregang nyawa karena ulahnya sendiri,” jelas Aaron dingin.

Allura mengeraskan rahang dengan tatapan benci kepada Aaron. “Dan kamu yang sudah membunuh kakakku, Aaron.”

“Dan apakah kamu tahu apa yang dilakukan kakak kamu terhadapku, Allura?” tanya balik Aaron.

“Hanya karena identitasnya menyamar di dalam laboratorium terbongkar, kamu membunuhnya dengan cara menjadikannya objek penelitian. Bukankah begitu?” Allura menatap bengis.

Aaron tergelak. “Apa organisasi Barong yang menceritakan karangan itu?”

“Karangan?” Allura mengernyit.

“Dengar, Allura. Aku menerima kamu membenciku karena kematian Rayi dan perselingkuhanku dengan Joice. Tapi … bergabung dengan organisasi Barong adalah pilihan yang salah buat kamu. Organisasi mafia itu nggak seperti yang kamu pikirkan. Apa yang mereka ceritakan sama kamu tentang Rayi ….” Aaron menggeleng, “itu nggak benar.”

Allura menyeringai dingin. “Dan kamu pikir aku akan percaya sama kamu?”

Aaron tersenyum. “Tentu saja kamu nggak akan percaya. Karena saat ini kamu begitu sangat membenciku. Tapi … paling nggak aku sudah berusaha mengatakan yang sebenarnya sama kamu.”

Ya, harus diakui oleh Aaron, jika tatapan perempuan yang begitu dicintainya itu telah berubah padanya. Sudah tidak ada lagi tatapan cinta semenjak Allura menghilang di hari pernikahan itu. Dia bisa memastikan, jika organisasi mafia itu yang sudah membuat pengantinnya itu membencinya dengan cerita karangan itu.

“Kenapa kamu membawa aku ke sini?” tanya Allura mengamati ruangan yang masih tampak sama.

“Karena ini memang tempat kamu. Bukankah apartemen ini adalah tempat yang akan kita tinggali setelah menikah?”

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang