"Pada hari ini upacara pemakaman Aaron Bryan akan dilaksanakan. Tampak halaman rumah mega pemilik stasiun pertelevisian swasta tersebut dipenuhi oleh para artis dan beberapa menteri yang terus berdatangan untuk mengucapkan belasungkawa. Laki-laki yang merupakan pewaris sultan tersebut dikabarkan melakukan bunuh diri dengan menembakkan diri dan menjatuhkan diri dari atas gedung apartemennya sendiri kemarin sore. Sampai berita ini diturunkan, banyak yang berspekulasi jika Aaron Bryan mengalami depresi sepeninggal menghilangnya Allura Milena di hari pernikahan yang sampai hari ini masih belum menemukan titik terang."Kedua mata Allura tidak berhenti mengambang melihat media pemberitaan yang menampilkan sebuah peti mati lengkap dengan foto Aaron Bryan. Laki-laki yang mempunyai nama besar dalam dunia pertelevisian itu memang sudah dipastikan meninggal dalam keadaan memprihatinkan kemarin sore.
Ya, tidak bisa dipungkiri oleh Allura jika perasaannya digeluti kesedihan dan kepiluan atas kematian laki-laki yang pernah begitu dia cintai dulunya. Terlebih dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kematian yang mengerikan tersebut. Sementara dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Noe menatap pilu perempuan mamakai black t-shirt kebesaran miliknya yang memandangi layar televisi di atas sofa dengan terus mengusap wajah begitu pilu. Dia berusaha mengerti perasaan Allura, karena bagaimanapun juga Aaron Bryan pernah begitu sangat berarti dalam hidup Allura.
"Are you okey?" tanya Noe yang duduk di samping Allura seraya meletakkan sebuah laptop di atas meja.
Allura mengangguk dan berusaha memasang wajah baik-baik saja melihat kedatangan laki-laki berjaket kulit hitam berpadu kaus putih polos sebagai dalaman.
"Aku mengerti perasaan kamu. Jadi jangan berusaha menyembunyikannya dari aku," ucap Noe.
Allura tertunduk pilu menyeka air matanya. "Aku masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan kemarin sore."
"It's okey. Aku bisa mengerti." Noe menggenggam jemari Allura berusaha menenangkan.
"Aaron ...." Allura melipat bibir untuk mengatakan sesuatu, "aku tahu dia berengsek dan sudah membunuh Kak Ray, tapi ... saat pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik."
Noe diam mendengarkan.
"Aku masih nggak habis pikir dengan Aaron yang aku kenal sekarang. Dia amat jauh berbeda dengan Aaron yang aku kenal dulu. Tapi saat aku melihat fotonya di atas peti tadi ... Aku merasa kehilangan dengan sosok Aaron yang dulu pernah aku kenal baik."
"Aku bisa mengerti perasaan kamu. But ... kita nggak bisa memungkiri, kalau memang ini adalah bayaran setimpal Aaron atas semua yang sudah dia lakukan," ucap Noe.
Allura mengangguk. "I now. I just regret everything that happened."
Noe mengembuskan napas dan semakin erat menggengam jemari Allura. "You can definitely get through this. Don't worry."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...