"Dia datang seorang diri, Bos," ucap salah seorang bodyguard yang celingukan ke arah luar. Tampak keadaan luar begitu sepi tanpa siapa pun.Aaron tersenyum dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Perempuan yang tengah menjadi incarannya itu kini muncul di hadapannya seorang diri. Membuatnya seperti mendapatkan umpan yang mudah. "Masuklah. Mari kita bicara."
"Turunkan dulu dia." Allura menunjuk Benji yang tengah bergelantungan dengan dagunya.
Aaron kembali tersenyum. "Jadi kamu ke sini untuk menyelamatkan capo berengsek ini?"
"Kalau kamu ingin berbicara denganku, maka turunkan dia terlebih dahulu." Allura mencoba membuat penawaran.
Aaron kemudian mengangguk-angguk. Sebab itu bukan pilihan yang sulit. "Turunkan dia," perintahnya pada salah seorang anak buah.
Benji perlahan-lahan diturunkan ke lantai. Laki-laki berkemeja putih dibalut setelan jas dan celana motif garis-garis itu kemudian didudukkan di sebuah kursi dengan tangan dan kaki masih terikat. Wajahnya tampak babak belur begitu memilukan.
"Apa yang kamu incar dari ini semua, Aaron?" tanya Allura to the point.
"Bisakah kamu menurunkan dulu pistolnya, Allura? Kita nggak mungkin berbicara dengan todongan pistol 'kan?" Aaron mulai membujuk.
Allura menatap anak buah Aaron yang perlahan-lahan menurunkan pistol. Membuatnya kemudian ikut menurunkan pistol.
"Yang jelas aku datang ke sini bukan untuk melukai kamu, Allura. Karena bukan kamu yang ingin aku lenyapkan," ucap Aaron.
"Aku tahu. Karena itu aku datang seorang diri ke sini. Karena aku tahu kamu nggak akan melukai aku," balas Allura dingin.
Aaron tersenyum. "Tapi kamu masuk dalam perangkap Allura."
Allura mengernyit tidak mengerti.
"Karena tujuanku datang ke sini selain untuk menghabisi anak-anak Barong ... adalah untuk membawa kamu bersamaku, Allura," ucap Aaron.
Allura yang menyadari maksud tersebut kembali menodongkan pistol. Namun, gerakannya kalah cepat dengan tangan Aaron yang mencekal kedua tangannya dan mengarahkan tembakan itu ke atas.
Dorr!!!!
"Kamu berniat menarik pelatuknya ke arahku, Allura?" tanya Aaron berusaha merebut pistol tersebut.
"Dan kamu pikir aku nggak berani melakukannya?" Allura menatap bengis.
"Kamu benar-benar berubah sejak bersama mafia berengsek itu. Kamu bahkan tahu caranya menembak."
"Dan aku juga tahu caranya berkelahi, Aaron." Allura langsung memberikan tendangan pada perut Aaron.
Aaron yang terpental mundur cukup terkejut mendapatkan pukulan tersebut. Meski begitu dia berhasil merebut pistol tersebut dari tangan Allura. Membuatnya berganti menodongkan pistol tersebut ke arah Allura sebagai gertakan. "Lalu bagaimana jika posisi kita sekarang begini, Allura?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...