6 jam lamanya Noe dan Allura berkutat melihat isi file memory card di layar laptop. Berkali-kali Noe harus mengumpat penuh kekesalan melihat fakta demi fakta yang baru dia ketahui. Sementara Allura tidak berhenti geleng-geleng mengetahui permainan licik seorang Benji Danso.
Ya, seorang capo yang banyak disegani dalam dunia permafiaan tersebut rupanya menyembunyikan watak iblisnya di dalam organisasi dengan cara bermain implusif untuk mengelabui. Rupanya sejak awal terbentuknya penelitian mutan, Benji Danso sudah terlibat di dalamnya bersama Dokter Ken. Terlebih penelitian mutan tersebut kini dalam tahap lanjut yang tengah dijalankan oleh Dokter Ken dan Dokter Frans secara diam-diam.
Noe tidak berhenti menyanggah kepalanya yang terasa berat untuk mencerna semua yang terjadi. “Ini benar-benar permainan licik.”
“Jadi Benji hanya mencoba mengambil keuntungan atas kekacauan laboratorium mutan Aaron yang hancur.” Allura menyimpulkan.
“Aku nggak akan membiarkan ini dengan cuma-cuma. Karena aku juga akan melenyapkan mereka semua bagaimanapun caranya,” gumam Noe penuh tekad.
“Ternyata dalang di balik semua kekacauan ini adalah orang yang paling sering kita temui. Manusia memang nggak bisa ditebak dari kesan pertamanya.” Allura tersenyum miris.
Noe kemudian menyalin data tersebut ke sebuah flasdisk miliknya. Dia bertekad akan membawa salinan tersebut pada seseorang yang tepat dalam bidangnya. Sementara memory card yang asli dia berikan kembali kepada Allura.
“Kenapa kamu kembali memberikan memory card ini sama aku, Noe?” tanya Allura tak mengerti melihat benda pipih itu berada di tangannya.
“Karena cepat atau lambat, Benji akan mengincar memory card ini. Dan kamu tahu? Barang incaran Benji ini bisa menjadi senjata yang bisa melindungi kamu selain pistol,” jelas Noe menatap Allura.
Allura mengernyit tidak mengerti.
“Selama kamu memegang memory card ini, Benji nggak akan berani melukai kamu. Jadi ini bisa menjadi senjata kamu,” tutur Noe mengeratkan genggaman jemari Allura menyimpan memory card tersebut.
Mendengar penjelasan tersebut, Allura seketika teringat ucapan Aaron. Saat anak-anak Barong tidak ada yang berani menembak Aaron, lantaran Aaron mempunyai sesuatu yang diincar.
“Allura.” Noe menyentuh pipi perempuan yang tampak termangu menatap genggaman tangannya.
“Hm?” sahut Allura yang tersadar.
“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Noe penasaran.
“Hanya teringat obrolan singakatku sama Aaron sebelum tragedy.” Allura tertunduk.
“Obrolan?” Noe mengernyit.
Allura mengembuskan napas. “Aaron bilang, kalau anak-anak Barong nggak berniat membunuhnya saat itu. Katanya mereka hanya ingin menangkapnya karena mengincar sesuatu darinya. Tapi aku nggak tahu maksud ucapan Aaron saat itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...