Part 110

41 2 0
                                    

Noe tampak frustrasi menyisir bandara yang tidak menemukan jejak keberadaan Benji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Noe tampak frustrasi menyisir bandara yang tidak menemukan jejak keberadaan Benji. Bahkan saat memeriksa boarding pass, tak satu pun dia menemukan identitas yang mencurigakan. Membuatnya curiga, jika semua itu hanya sebuah permainan untuk mengalihkan sesuatu.

“Ini benar-benar nggak masuk akal. Anak-anak yang berjaga di pintu masuk berjam-jam sama sekali nggak menemukan keberadaan Benji,” ucap Guntur yang sejak tadi meremas rambutnya frustrasi.

“Gue yakin pasti ada sesuatu yang terjadi,” ucap Noe mencoba memutar isi kepala.

Noe kemudian merogoh ponselnya berencana untuk memberi kabar kepada Allura, jika tidak bisa kembali dalam waktu cepat. Namun, sebuah pesan yang berisi video dari nomor asing cukup menarik perhatiannya. Membuatnya membuka pesan tersebut untuk melihat videonya.

Dalam seperkian detik Noe membeku dengan mata membulat terkejut melihat Allura terikat di kursi dengan kaki terluka. Perempuan itu tampak berantakan dan tidak berdaya. Melihat ruangan sekitar yang begitu tidak asing, dia bisa menduga keberadaan Allura.

“Datanglah”

Sebuah pesan singkat di bawah video itu langsung membuat Noe mengeraskan rahang dengan napas memburu seperti binatang buas. “Fuck!” umpatnya sejadi-jadinya.

“Ada apa, Noe?” tanya Guntur yang cukup penasaran dengan ekspresi kemarahan Noe yang tiba-tiba.

“Benji menyandera Allura.” Noe menunjukkan video tersebut kepada Guntur.

“Sialan. Kita salah membaca strategi.” Guntur semakin menjambak gemas rambutnya melihat video tersebut.

“Gue akan bergerak sekarang.” Noe bergegas pergi.

Dengan cepat Guntur menahan tubuh Noe. “Jangan bertindak gegabah, Noe.”

“Nyawa Allura dalam bahaya, Guntur! Gue nggak bisa diam saja!” bentak Noe tak terkendali.

Guntur terpejam mendapati sifat keras kepala Noe jika sudah terpancing emosi. “Gue akan menggerakkan anak-anak sekarang. Kita akan sama-sama ke sana,” ucapnya berusaha menenangkan.

Noe menggeleng. “Benji menginginkan gue yang datang, karena itu dia menyandera Allura. Gue akan bergerak sendiri terlebih dahulu ke sana, sementara itu lo dan anak-anak menyusul dengan membawa strategi penyelamatan. Lo kerahkan semuanya yang lo bisa selama gue bergerak paling depan.”

“Lo jangan gila.” Guntur menggeleng. Itu adalah ide yang amat sangat beresiko bagi keselamatan Noe, jika dia terlambat dalam bergerak.

“Gue harus menyelamatkan Allura, Guntur. Kita sudah nggak punya waktu sekarang. Sebisa mungkin gue akan mencoba mengulur waktu di sana,” ucap Noe berusaha menyakinkan.

Dengan mengembuskan napas berat Guntur mengangguk. “Okey kalau itu rencana lo.”

“Gue tunggu di tempat lokasi.” Noe menepuk-nepuk pundak Guntur dan bergegas pergi menuju tempat di mana Allura disandera oleh Benji.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang