Part 21

68 13 0
                                    

Cukup lama Noe menatap layar laptop yang menampilkan foto Aaron tengah beradu mesra dengan Joice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama Noe menatap layar laptop yang menampilkan foto Aaron tengah beradu mesra dengan Joice. Mengejutkannya foto Aaron dengan Joice tidak hanya ada satu. Membuatnya tersenyum licik untuk mengartikan penyebab Aaron mencampakkan Allura pada media.

"Kalau aku nggak bisa menggunakan cara menyakiti untuk membuat kamu membuka mulut, seenggaknya foto ini yang akan membuat kamu membuka mulut dengan sendirinya, Allura." Noe menyeringai.

Mendengar suara di kamar Allura, Noe kemudian melihat jam tangan di pergelangan kanannya yang sudah menunjuk pukul 10 pagi. "Show starts, Allura."

Dengan membawa nampan berisi sepiring carne salada dan segelas lemon cooler, Noe memutar kunci pada kenop pintu, sebelum kemudian memutarnya dan mendorong pintu tersebut terbuka. Setelahnya sebuah pemandangan pagi yang membuatnya beradrenalin tersuguh.

"Aa!" jerit Allura yang langsung meraih handuk di atas ranjang untuk menutupi tubuh polosnya.

Noe termanga dengan kedua mata tak berkedip.

"Berengsek, kamu nggak punya tangan buat ngetuk pintu dulu?! Seenaknya aja kamu masuk kamar ketika aku lagi mau pakai baju! Kamu nggak tahu caranya mengetuk pintu? Nggak punya sopan santun kamu? Dasar mafia berengsek!" umpat Allura penuh amarah.

Noe menelan ludah mendengar makian tanpa jeda itu. Setelahnya dia mengalihkan pandangan, meski sudah terlanjur melihat semuanya. "Maaf, nggak sengaja. Lagian pintu kamu nggak terkunci dari dalam."

Allura menganga mendengarnya. "Karena pintu nggak terkunci dari dalam kamu bilang? Kamu lupa siapa yang merusak selot pintunya?"

"Dan apa kamu juga lupa siapa yang menyelamatkan kamu tenggelam di bak mandi?" Noe refleks menoleh karena kesal dan mendapati Allura tengah memakai dalaman.

"Jangan menoleh ke belakang, Berengsek! Aku masih belum pakai baju," umpat Allura melotot tajam.

Noe langsung kembali membelakangi Allura dan terpejam.

"Jangan coba-coba mencari kesempatan kamu, Noe." Allura dengan cepat memakai kemeja flanel cokelat.

Noe tergelak kecut mendengarnya. "Mencari kesempatan kamu bilang? Kamu lupa sudah berapa kali aku melihat tubuh kamu yang terekspos?"

"Diam kamu, Berengsek," geram Allura usai merapikan diri. "Mau apa kamu ke sini?" tanyanya kemudian.

Perlahan-lahan Noe menoleh dan mendapati Allura sudah memakai kemeja sepanjang paha. "Mengantarkan makanan agar kamu bisa bertahan hidup," jawabnya melangkah mendekat meletakkan nampan itu di atas laci.

Allura menatap penuh benci setiap pergerakan laki-laki memakai sweater turtleneck putih berpadu celana jeans itu. Dia bahkan refleks menyilangkan kedua tangannya di dada penuh waspada.

Noe menelan ludah dan sedikit salah tingkah mengingat apa yang dia lihat beberapa saat lalu. Bahkan meski tubuh indah itu sudah tertutup kemeja, dia masih bisa membayangkannya.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang