Membuka sebuah pintu, Noe disambut pemandangan indah perempuan berkemeja putih yang tengah mencepol rambut di sebuah balkon menghadap ke laut seperti siluet yang diterpa cahaya oranye. Membuatnya melangkah tersenyum dengan tangan membawa mug yang tampak mengepulkan asap."So beautiful." Allura merentangkan tangan menghirup udara segar laut dan semilir angin yang menerpa wajahnya.
"Good morning." Noe memberikan kecupan lembut pada pipi kiri Allura.
Allura menoleh dengan senyum merekah menyambut kedatangan laki-laki yang memeluk tubuhnya dari belakang. "Good morning."
"Aku kira kamu masih belum bangun." Noe meletakkan dagunya pada pundak Allura dengan begitu manja.
"Tentu saja aku harus bangun. Aku nggak mau melewatkan matahari terbit yang indah di sini." Allura menatap guratan oranye bergradasi dengan magenta yang tampak indah membentang di atas laut.
"Minumlah. Aku tadi menyempatkan membuatkan kamu minuman spesial ini." Noe kemudian memberikan minuman hangat tersebut.
"Wah, apa ini?" Allura menerima mug tersebut dan menatap potongan buah seperti apel dan sebatang kayu manis di dalamnya.
"Apel kayu manis. Aku dengar itu sangat bagus buat ibu hamil."
Allura tersenyum kagum dengan perhatian manis tersebut. "Terima kasih, Noe. Kamu so sweet banget."
"Sama-sama. Minumlah mumpung masih hangat." Noe kemudian melingkarkan kedua tangannya memeluk tubuh Allura.
Pelan-pelan Allura menyeruput minuman tersebut dan mengangguk-angguk merasakan sensasi manis dan sedikit asam yang sangat menyegarkan untuknya.
"Bagaimana? Kamu suka?"
"Rasanya sangat cocok sama seleraku." Allura tersenyum.
"Syukurlah." Noe memberikan kecupan lembut pada leher Allura, menghirup aroma green tea yang sangat khas.
"What a beautiful sunrise. Rasanya aku masih pengen di sini." Allura menatap penuh kekaguman pada bulatan oranye yang mulai menyembul di balik lautan. Lalu dengan manja dia bersandar pada tubuh tegap di belakangnya.
"Aku juga rasanya nggak pengen membawa kamu pulang. Tapi aku harus menepati janji aku sama mama kamu," bisik Noe.
Allura kemudian berbalik menatap Noe. "Let's get married soon, Noe."
Noe cukup terkejut mendengarnya.
"Ayo kita tentukan tanggal pernikahan kita. I wish we could get married as soon as possible," pinta Allura tampak tidak sabaran.
"Kamu sudah kebelet banget ya?" goda Noe.
Allura kemudian mendekatkan diri pada telinga di hadapannya. "I can't resist your charm every time we meet, Noe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...