Noe refleks berjingkat tepat suara tembakan itu menggema. Tatapannya sarat keterkejutan menatap perempuan di hadapannya yang benar-benar menarik pelatuk tersebut. Setelahnya suara orang tersungkur membuatnya menoleh ke belakang. Tampak 2 musuh lumpuh oleh tembakan tepat di dada.Noe kemudian terpejam dan langsung mengembuskan napas lega. Dalam seperkian detik dia mengira tembakan Allura benar-benar mengarah pada tubuhnya, mengingat tatapan benci Allura padanya. Namun, ternyata dia salah.
Allura pelan-pelan menurunkan pistol dengan napas tersengal. Keterkejutan tergambar jelas di wajahnya, mengingat hampir saja Noe tertembak. Dia tidak bisa membayangkan hal mengerikan itu terjadi. Meski begitu ... dia masih memendam kekesalan kepada Noe.
"Allura ...." Noe mencoba mendekat.
"Aku bilang jangan mendekat, Noe," desis Allura tajam dengan langkah mundur.
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?"
"Aku yang harusnya bertanya ... apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari aku, Noe?"
Noe menggeleng semakin tidak mengerti dengan ucapan Allura. Sampai kemudian sebuah pemandangan mengerikan muncul di belakang Allura. 4 orang musuh datang dengan todongan pistol mengarah ke arahnya. Membuatnya langsung menarik Allura ke pelukannya dan langsung melancarkan tembakan beruntun.
Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!
"Lari!" Noe langsung membawa Allura lari ke sebuah lorong menghindari serangan.
Allura yang enggan mendapatkan perlindungan dari Noe langsung melepaskan tangannya. "Aku bisa menyelamatkan diri aku sendiri."
Noe melongo tidak percaya dengan sosok Allura yang begitu sangat berbeda. "Allura."
"Aku bilang aku bisa menyelamatkan diriku sendiri." Allura menatap tajam.
Melihat beberapa musuh sudah mulai menampakkan diri, Noe kembali meraih tangan Allura. "Aku nggak tahu masalah apa yang sedang terjadi di antara kita, tapi ini bukan saatnya untuk kamu keras kepala, Allura."
"Lepaskan!" hardik Allura berusaha melepaskan tangannya.
"Aku datang ke sini untuk menyelamatkan kamu, Allura!" bentak Noe yang mulai hilang kesabaran dan semakin erat mencengkeram pergelangan tangan Allura. "Aku mohon ... tolong jangan keras kepala," mohonnya.
Allura cukup membeku dengan tatapan nyalang tersebut.
Melihat musuh yang semakin dekat, Noe langsung menarik Allura bersembunyi di balik pembatas dinding. "Tetap di belakangku," suruhnya menatap Allura.
Allura enggan menjawab. Meski begitu dia terlihat patuh di belakang tubuh tegap yang berusaha melindunginya itu. Karena memang keadaannya saat mengharuskannya untuk berlindung.
Noe mengisi peluru pada pistolnya, sebelum kemudian mengarahkannya di balik pembatas dinding melakukan serangan. Membuat suara tembakan menggema dan cukup membuat musuh tak berkutik untuk mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...