Part 49

59 3 0
                                    

Sampai di rumah, usai menyempatkan mengganti pakaian dengan white tee berpadu venice hitam sebagai outer dan black sweatpantas, Allura bergegas mengganti sepatunya dengan Ace sneaker Aus GG Supreme yang lebih nyaman dengan kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai di rumah, usai menyempatkan mengganti pakaian dengan white tee berpadu venice hitam sebagai outer dan black sweatpantas, Allura bergegas mengganti sepatunya dengan Ace sneaker Aus GG Supreme yang lebih nyaman dengan kakinya. Untuk berjaga-jaga jika dia harus berlari dari kejaran Aaron dan anak buahnya nanti.

"Sebenarnya ada apa, Non? Apa yang terjadi?" Seorang perempuan yang sejak tadi membuntuti pergerakan Allura sejak sampai di rumah tak berhenti menampilkan wajah penuh kecemasan.

"Aku nggak bisa menceritakannya sama Mbak Tika. Karena aku nggak mau Mbak Tika dalam bahaya nanti." Allura kemudian beranjak meunju kamar mendiang kakaknya untuk mencari sesuatu.

"Tapi bagaimana sama Ibuk kalau Non Al pergi lagi?" tanya Tika yang sejak tadi membawa rangsel hitam.

Usai meraih sebuah pisau di dalam laci, Allura mengambil rangsel hitamnya di tangan asisten rumah tangganya itu. "Mbak Tika tolong sampaikan pesanku ini ke Mama. Bilang sama Mama, kalau aku dalam keadaan baik-baik saja. Mama nggak perlu khawatir, karena aku pasti akan jaga diri baik-baik selama pergi ini."

"Terus Non Al kenapa bawa pisau segala? Non Al nggak melakukan tindakan kriminal sampai harus pergi dari rumah 'kan?"

Allura tersenyum dan menggeleng. "Sama sekali nggak, Mbak. Nggak usah khawatir. Aku nggak melakukan kesalahan atau membuat masalah. Aku pergi untuk mengurus sesuatu yang penting. Pisau ini hanya buat senjata untuk aku melindungi diri."

"Lalu kalau anak buah Tuan Aaron bertanya, Mbak harus jawab apa? Mereka tadi berpesan untuk segera lapor kalau Non Al pulang ke rumah."

"Mbak Tika bilang saja kalau aku memang sempat pulang mengambil barang dan pergi lagi." Allura kemudian meraih sebuah kupluk rajut milik kakaknya dan memakainya. Setelahnya kembali menatap asisten rumah tangganya itu. "Aku titip Mama buat sementara ya, Mbak," pesannya.

Tika hanya bisa mengangguk dengan wajah yang diliputi kesedihan.

"Aku nggak bisa lama-lama di sini. Anak buahnya Aaron pasti dalam perjalanan ke sini." Allura kemudian memasang masker hitam untuk menyembunyikan wajahnya.

"Meski Mbak nggak tahu apa yang terjadi, tapi Non Al jangan sampai kenapa-kenapa ya di luar sana. Ingat sama Ibuk. Ibuk sangat mengkhawatirkan Non Al," pesan Tika begitu pilu melepas kepergian nona mudanya itu.

Allura mengangguk dan segera pergi lewat pintu belakang.

Tepat keluar dari pintu belakang, sayup-sayup Allura mendengar suara mobil berhenti dan gemuruh langkah berlarian. Bisa dipastikan anak buahnya Aaron sudah tiba di rumah untuk mencarinya. Membuatnya segera masuk ke dalam mobil untuk menyalakan mesin.

Namun, sebuah kesialan lagi-lagi harus terjadi. Tepat Allura memutar mobil untuk keluar dari perkarangan rumah, sebuah sedan hitam tampak berusaha menghadangnya. Beruntung, meski hanya bermodal adegan syuting, nyatanya dia mampu menghindar dan melesat sempurna membawa kendaraannya tanpa benturan apa pun.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang