Part 99

39 1 0
                                    

“Berhenti, Berengsek!” teriak Noe yang terus berlari melancarkan tembakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Berhenti, Berengsek!” teriak Noe yang terus berlari melancarkan tembakan. “Fuck!” umpatnya kemudian karena tidak bisa melihat wajah 2 orang musuh tersebut. Terlebih mobil hitam tersebut tidak mempunyai plat nomor.

Langkah Noe kemudian harus terhenti sepeninggal mobil tersebut menghilang dari jangkuan pandangannya. Meski dia masih sangat ingin mengejar, tetapi dia tidak bisa meninggalkan Allura yang tengah terluka. “Aku akan cari kalian sampai ketemu. Kalian lihat saja nanti,” geramnya.

Noe kembali dan langsung memangku tubuh Allura yang masih meringis kesakitan memegangi lengannya yang terus mengeluarkan darah. “Biar aku lihat lukanya.”

Dengan memekik kesakitan Allura membiarkan Noe melihat luka di lengannya. Tampak sesuatu seperti mengoyak kulit lengannya hingga rasanya begitu menyakitkan.

“Aku akan membawa kamu ke Dokter Ken.” Noe melepaskan jaketnya dan mengikatnya pada luka yang terus mengucurkan darah itu.

“Apa aku tertembak parah?” tanya Allura takut-takut.

“Nggak apa-apa. Beruntungnya cuma luka goresan di lengan.” Noe mengusap lembut pipi Allura. “Percaya sama aku. Kamu akan baik-baik saja. Kita ke Dokter Ken sekarang untuk mendapatkan jahitan,” ucapnya lembut.

Allura menggeleng. “Aku nggak mau ke markas kalian.”

“Allura ….” Noe memohon.

“Aku nggak bisa percaya sama kalian, Noe,” pekik Allura menangis. “Bagaimana jika orang yang menembakku itu adalah orang dari organisasi kalian?” terkanya curiga.

Sesaat Noe terpejam dan mengembuskan napas berat. “Kalau begitu bisakah kamu percaya sama aku?” tanyanya menatap dalam mata amber itu.

Allura terdiam.

“Aku akan mengobati kamu sendiri. Tapi aku butuh kamu percaya sama tindakan yang aku lakukan.”

Meski berat, Allura memilih mengangguk. Sebab dia tidak mempunyai pilihan lain selain kembali percaya kepada Noe Erlangga saat ini

“Okey.” Noe kemudian menggendong tubuh Allura masuk ke Panther hitam.

Sepanjang perjalanan Noe terus menggenggam jemari Allura yang terus memekik kesakitan. Beruntung dia menemukan sebuah apoteker 24 jam untuk membeli semua peralatan medis. Setelahnya kembali melajukan kendaraan menuju tempat yang aman.

*****

Noe menurunkan punggung kursi untuk membaringkan tubuh Allura. Setelahnya melingkup kaus pada lengan terluka itu untuk mulai membersihkan luka. Membuat Allura memekik kesakitan merasakan perih sebuah cairan pembersih tersebut.

“Tahan, Allura. Ini akan memakan waktu beberapa menit perihnya.” Noe pelan-pelan membersihkan darah tersebut dengan kapas.

“Aa, perih!” Allura meringis dengan satu tangan memegang pintu mobil sebagai pegangan.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang