Part 50

77 3 0
                                    

Noe tampak merenung di atas sofa memainkan sebuah ponsel di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Noe tampak merenung di atas sofa memainkan sebuah ponsel di tangannya. Tatapannya tertuju pada setiap sudut ruangan yang begitu sepi sepeninggal Allura. Membuat laki-laki berkemeja hitam motif garis-garis berpadu kaus hitam sebagai dalaman dan ripped jeans itu merasakan sesuatu yang aneh berada di penthouse seorang diri. Padahal sebelum kedatangan Allura, dia tidak pernah merasa sesepi ini di tempat tinggalnya.

"Kenapa rasanya sepi banget?" lirih Noe mengusap wajahnya.

Entah kenapa, sisa-sisa Allura Milena seperti masih tertinggal di ruangan megah itu. Hampir setiap sudut ruangan menyimpan kenangan perempuan keras kepala itu. Bahkan Noe seperti masih bisa mendengar suara sopran Allura jika sedang beramarah.

"Perempuan itu memang sesuatu sejak pertama kali." Noe tersenyum simpul membiarkan bayangan Allura Milena berterbangan di kepalanya. "Tapi dia sangat membuatku khawatir sekarang. Entah bagaimana keadaannya sekarang," lirihnya pilu menatap ponsel yang layarnya tak kunjung menampilkan penggilan dari anak buahnya.

Ya, sejak meninggalkan Allura sendirian di motel semalam, diam-diam Noe mengutus salah seorang anak buah untuk mengawasi Allura. Sebab dia tidak bisa meninggalkan perempuan tersebut dengan begitu saja. Terlebih Aaron pasti akan berusaha menangkap Allura karena telah mengetahui tentang mutan itu.

Sejak pagi Noe tidak berhenti khawatir usai mendapatkan kabar, jika Allura keluar motel menuju rumah sakit tempat ibunya dirawat. Setelahnya perempuan tersebut terlibat kejar-kejaran dengan anak buah Aaron tak lama sampai di rumah sakit. Tampaknya Aaron hanya berusaha memancing Allura agar bisa tertangkap.

"Aku harap kamu nggak sampai tertangkap, Allura," lirih Noe menyangga kepalanya dengan kedua tangannya.

Tak lama kemudian deringan ponsel membuat Noe mengangkat kepala. Tampak panggilan yang ditunggu-tunggunya sejak tadi akhirnya menghubunginya.

"Bagaimana?" tanya Noe langsung tepat mengangkat panggilan.

"Saya sudah berhasil membuat Allura lolos dari kejaran, Pak. Tapi sekarang saya nggak berhasil menemukan Allura."

Noe seketika beranjak berdiri. "Bagaimana bisa?"

"Setelah saya berhasil menghalau anak buah Aaron dengan truk di lampu merah, saya langsung kehilangan jejak. Hanya mobilnya saja yang saya temukan di wilayah pergudangan."

"Bagaimana dengan CCTV di dalam mobilnya?" tanya Noe.

"Sudah saya periksa. Sepertinya Allura memang sengaja meninggalkan mobil."

Noe terpejam mengembuskan napas berat. "Bagaimana keadaannya? Apa dia terluka?"

"Saya rasa dia baik-baik saja, karena dia berhasil lolos dari kejaran. Sekarang ini anak buahnya Aaron juga sedang mencarinya."

Noe mondar-mandir meremas rambutnya berusaha berpikir. "Bagaimana kondisi sekitaran pergudangan?"

"Di belakang pergudangan ada semak-semak dan bebatuan terjal. Sementara di depannya ada kali panjang yang biasanya digunakan orang-orang memancing. Saat ini anak buah Aaron sedang mencarinya di pemancingan."

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang