Part 85

47 4 0
                                    

Allura menuruni tangga dengan tergesa-gesa menghampiri laki-laki berjaket bomber hitam berpadu kaus dalaman putih, celana denim hitam dan derby shoes yang tengah melakukan pengecekan pistol di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allura menuruni tangga dengan tergesa-gesa menghampiri laki-laki berjaket bomber hitam berpadu kaus dalaman putih, celana denim hitam dan derby shoes yang tengah melakukan pengecekan pistol di ruang tamu. "Apa yang terjadi, Noe? Kenapa kamu tiba-tiba bangunin aku?"

"Aaron kembali melakukan pergerakan. Dia sedang menahan Pak Benji di markas sekarang," jelas Noe seraya memasukkan peluru-peluru ke dalam saku pinggangnya untuk amunisi.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" tanya Allura cemas.

"Tentu saja menyelamatkan Pak Benji." Noe kemudian memberikan sebuah pistol rusia kepada perempuan berjaket kulit cokelat berpadu atasan hitam polos dan celana jeans navy. "Ini pistol kamu," ucapnya.

Allura cukup tertegun dengan pistol yang begitu familiar itu. "Ini kan ...."

"Pistol ini adalah milik Rayi. Kamu masih ingat cerita di balik pistol ini 'kan?"

Allura kemudian menerima pistol tersebut. "Jadi ini pistol milik Kak Ray?"

Noe mengangguk. "Pistol ini sekarang aku serahkan sama kamu. Kamu bisa menggunakannya untuk menyerang. Terlebih ... untuk menyerang Aaron."

Tiba-tiba saja Allura teringat percakapannya dengan Aaron tentang Rayi saat di pemakaman. Jika bukan Aaron yang menjadikan kakaknya kelinci percobaan di laboratorium. Melainkan Rayi yang menawarkan diri.

"Kamu kenapa?" tanya Noe yang melihat tatapan kosong Allura pada pistol di tangan.

Allura langsung menggeleng. "Nggak apa-apa. Hanya ... sedikit teringat sama Kak Ray."

Noe kemudian memegang kedua pundak Allura. "Kita pasti akan membalaskan kematian Rayi kepada Aaron. Aku akan menyelesaikan misi ini sampai selesai. Karena Aaron adalah misi terakhir."

"Bagaimana jika sebuah kebenaran itu ternyata bukanlah sebuah kebenaran, Noe?" Allura menatap dalam laki-laki di hadapannya.

Ya, ada sedikit keraguan dalam diri Allura saat ini. Terlebih, bagaimana jika apa yang dikatakan Aaron padanya adalah sebuah fakta baru yang tidak dia ketahui?

"Apa ada yang membuat kamu ragu?" tanya Noe menyelisik tatapan ragu di hadapannya.

"Ada sesuatu yang sedikit mengangguku, tapi aku nggak mau terlalu mempercayai hal itu."

"Sesuatu hal apa?"

Allura yang mencoba untuk memberi tahu harus urung oleh kedatangan para anak buah yang sudah siap dalam melakukan penyelamatan Benji.

"Kendaraan sudah siap. Anak-anak yang lain juga sudah menunggu pergerakan," ucap laki-laki berambut terikat.

"Okey, kita berangkat sekarang." Noe mengangguk pada laki-laki tersebut. Setelahnya kembali menatap Allura. "Apa yang mau kamu katakan tadi, Allura?" tanyanya.

"Nanti kita bicarakan setelah pergerakan ini," ucap Allura yang menyadari keadaannya saat ini kurang tepat untuk membicarakan hal tersebut.

Noe mengangguk dan segera bergerak.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang