Part 11

108 16 0
                                    

“Aku udah bilang sama kamu buat tetap di dalam kamar ‘kan?” Noe menatap Allura dalam gendongannya menuju kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku udah bilang sama kamu buat tetap di dalam kamar ‘kan?” Noe menatap Allura dalam gendongannya menuju kamar.

Allura terdiam dan tertunduk.

“Kenapa kamu nggak mengunci kamar?”

“Mereka bilang suruhannya Aaron buat menyelamatkan aku,” jawab Allura.

Noe meletakkan tubuh Allura yang berbalut jas hitam duduk di pinggiran ranjang. Lalu mengembuskan napas berat mendengar hal itu. “Kamu masih mengira tempat ini bisa diakses sama orang luar?”

Allura terdiam dan menangis.

Noe kemudian berjongkok di hadapan Allura. “Allura, kamu nggak akan bisa lepas dari tempat ini.”

“Kenapa? Kenapa aku nggak bisa lepas dari sini?” tanya Allura menatap tajam. “Apa hak kamu mengurung aku di tempat ini, Berengsek?!” teriaknya memukul-mukul pundak Noe.

“Karena aku butuh info tentang Aaron dari kamu.” Noe mencekal kedua tangan Allura.

“Aku udah bilang kalau aku nggak tahu apa-apa tentang barang sialan itu!” jerit Allura.

Noe melepaskan tangan Alllura dan beranjak berdiri. “Fine. Tapi asal kamu tahu, ada banyak hal yang sebenarnya nggak pernah kamu tahu selama ini tentang Aaron, Allura.”

“Persetan, Noe. Aku cuma pengen keluar dari sini,” desis Allura. “Gara-gara kamu aku hampir diperkosa sama 2 binatang itu. Semua ini gara-gara kamu. Apa yang terjadi sama aku hari ini itu gara-gara kamu, Berengsek,” lanjutnya tajam menatap penuh benci.

Noe tertegun mendengarnya. Karena memang tidak bisa dipungkira, jika ulahnya menyandera Allura turut membuat kejadian buruk hari ini terjadi. “Aku akan ambilkan kamu baju ganti,” ucapnya beranjak pergi, enggan berlama-lama melihat Allura menangis.

Sepeninggal Noe menutup pintu kamar, Allura melampiaskan kemarahannya dengan berteriak dan memorakporandakan seisi ranjang. Bahkan piring bekas sarapan dan gelas yang masih menyisakan separuh susu itu jadi sasaran amukannya hingga berceceran di lantai.

“Noe Berengsek!!” teriaknya.

Merasakan tubuhnya yang jijik bekas terkaman dua orang berwatak binatang tadi, Allura kemudian beranjak ke kamar mandi. Lagi-lagi di bawah pancuran air shower, perempuan yang ingin sekali bisa lepas dari sanderaan Noe itu menumpahkan tangisnya di dalam bak mandi.

“Mama,” pekik Allura menangis membayangkan mamanya yang kemungkinan seorang diri kebingungan mencari keberadaannya.

“Aaron, tolong selamatkan aku.”

*****

Baru 5 menit pergi, Noe langsung disuguhkan oleh pecahan gelas dan piring yang berserakan di lantai. Bantal, guling dan selimut pun tak luput dari kemungkinan pelampiasan Allura sepeninggal dirinya.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang