Part 55

60 3 0
                                    

Malam harinya Allura benar-benar merasakan kesakitan yang bukan main pada kedua kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam harinya Allura benar-benar merasakan kesakitan yang bukan main pada kedua kakinya. Terlebih tubuhnya saat ini dalam keadaan ingin buang air kecil. Membuatnya kesulitan untuk berjalan menuju kamar mandi.

"Apa aku panggil Noe saja buat minta tolong, ya?" Allura menatap pintu kamarnya ragu-ragu. "Tapi gengsi banget aku minta tolong sama dia. Dia pasti ngeledekin nanti," lirihnya bersungut kesal mengingat kejadian tadi siang.

Pelan-pelan Allura mencoba berdiri dengan satu kaki. Namun, berujung membuatnya terduduk karena tidak kuat menumpu tubuhnya. "Kenapa jadi kayak orang lumpuh begini, sih? Ditambah lagi kebelet banget lagi," lirihnya merengek.

Tak lama kemudian terdengar kenop pintu diputar. Membuat Allura langsung menoleh ke arah pintu yang perlahan-lahan terbuka dan menampilkan laki-laki berkaus hitam berpadu jeans hitam menyembul di baliknya.

"Noe." Kedua mata Allura langsung berbinar.

"Kamu belum tidur?" tanya Noe.

Allura menggeleng dengan memasang wajah memelas. "Bisa minta tolong nggak?"

"Tolong apa?" Noe melangkah masuk.

"Tolong ...." Allura menggerakan kedua kakinya gelisah menahan sesuatu yang amat sangat ingin keluar, "aku kebelet."

"Terus?" Noe menaikkan satu alis sengaja berbelit. Padahal dia tahu maksud perempuan yang tampak menahan sesuatu itu.

Allura terpejam dan menggigit bibir bawahnya. "Tolong bantu aku ke kamar mandi."

Noe tersenyum menggoda. "Bantu apa nih?"

Allura mengeraskan rahang. Dia tahu Noe sedang memulai hal menyebalkan dengannya. Namun, dia harus berusaha tersenyum untuk sesuatu hal yang amat sangat genting saat ini. "Tolong bantu aku jalan ke kamar mandi. Kakiku sekarang benar-benar kayak orang lumpuh. Aku sudah kebelet banget ini. Nggak lucu 'kan kalau aku sampai ngompol di sini?"

Noe tergelak dan langsung meraih tubuh perempuan memakai blus berserat jerut kebesaran sepanjang di atas lutut itu ke dalam gendongannya. Membuat Allura membulatkan mata terkejut.

"Aku nggak minta gendong, ya. Turunin nggak?" Allura menatap tajam penuh peringatan.

"Katanya sudah kebelet. Kalau kamu jalan tambah memakan waktu," ucap Noe yang langsung bergerak menuju kamar mandi.

"Awas saja kalau ngatain aku berat lagi," gerutu Allura.

Noe hanya geleng-geleng dan meletakkan tubuh Allura di atas closet. "Bisa sendiri 'kan setelah ini?" tanyanya menggoda.

Allura mendelik. "Maksud kamu? Kamu mau nyari kesempatan?"

Noe tersenyum simpul. "Hanya ingin memastikan saja kalau kamu nggak butuh bantuan yang lain."

"Keluar nggak sekarang?" Allura semakin menatap tajam.

Noe keluar dengan tersenyum dan geleng-geleng melihat wajah kesal Allura yang begitu lucu.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang