Tepat membuka mata, sebuah pemandangan tirai putih menari-nari oleh terpaan angin menyambut Allura. Ada kehangatan di hatinya seperti cahaya matahari yang masuk di balik balkon yang pintu kacanya terbuka lebar. Ini adalah pertama kalinya dia merasakan tidur nyenyak di balik selimut putih yang membungkus tubuhnya.Mendapati bantal di sebelahnya telah ditinggalkan oleh penghuninya, Allura beranjak duduk. Wangi khas Noe Erlangga masih menguar di indra penciumannya. Membuatnya tersenyum bahagia. Sampai kemudian pemandangan yang tersuguh di hadapannya membuatnya membulatkan mata penuh takjub. Dia baru menyadari, jika Noe mempunyai kamar yang begitu besar dan mewah oleh segala interiornya. Terlebih kasur yang dia tempati saat ini merupakan kasur mewah dari brand King Koil seharga puluhan juta.
"Wow! Sultan banget dia!" Allura membungkam mulutnya tidak percaya.
Allura bergegas turun menuju kamar mandi yang lagi-lagi berisi segala macam hunian mewah. Tampak sebuah bak mandi besar dengan pamandangan gedung-gedung tinggi di balik kaca besar. "Apa iya semua ini hasil dia bekerja sebagai seorang mafia?"
Usai membersihkan diri dan mengenakan salah satu kemeja milik Noe, Allura melangkah meninggalkan kamar megah menuju lantai bawah. Samar-samar dia mencium aroma masakan saat menuruni tangga. Tebakannya, jika Noe saat ini tengah berkutat di dapur.
Pelan-pelan Allura mengintip dari balik tembok. Laki-laki berkaus hitam berpadu vest dan celana hitam itu memang benar tengah berkutat di meja pantry. Membuatnya mengulum senyum penuh pesona melihatnya. Bahkan seketika membuatnya berdebar.
"Wah, baru melihatnya dari jauh saja aku sudah berdebar. Dia benar-benar meruntuhkan banyak hal." Allura berusaha mengatur napas dan kegugupannya, sebelum kemudian memberanikan langkah menghampiri. "Good morning," sapanya.
Noe seketika menyunggingkan senyum. Itu adalah sapaan selamat pagi romantis pertama kali untuknya. Membuatnya kemudian menoleh. "Good morning. Sudah bangun?"
Allura mengangguk dengan senyum malu-malu khas orang yang sedang falling in love tahap awal.
"Sudah lama aku nggak lihat kamu pakai kemejaku. Jadi de javu saat kamu jadi sandera." Noe tersenyum memandang perempuan berkemeja putih sepanjang paha dengan rambut panjang tergerai.
Allura tergelak dan melangkah mendekat memeluk tubuh Noe dari belakang. "Kamu benar. Tapi sekarang statusku sudah bukan sandera lagi di penthouse ini."
Noe semakin dibuat kegirangan mendapatkan perlakuan romantis di pagi hari itu. "Ya, status kamu sekarang sudah berubah dalam semalam."
"Jangan membahas yang semalam." Allura merengek seraya menyembunyikan wajahnya pada punggung Noe karena malu.
Noe hanya tertawa seraya melanjutkan kegiatan menyiapakan sarapan.
"Kamar kamu ternyata megah banget, Noe. Mulai dari ranjang, walk in closet hingga kamar mandinya. Aku berasa mimpi pas bangun tidur melihat ruangan semewah itu." puji Allura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...