Part 70

59 3 0
                                    

Aaron membulatkan mata terkejut dengan sosok yang berdiri menodongkan pistol di hadapannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aaron membulatkan mata terkejut dengan sosok yang berdiri menodongkan pistol di hadapannya saat ini. “Allura.”

Allura menyeringai melihat wajah terkejut itu. “Apa kamu terkejut?”

“Apa yang kamu lakukan, Allura?” tanya Aaron tidak mengerti.

“Tentu saja menodongkan pistol ke arah kamu, Aaron.”

Aaron menggeleng-geleng tidak percaya. “Kamu bergabung dengan mereka?”

Allura menaikkan satu alisnya. “Kenapa?”

“Jangan bermain-main. Allura. Mereka bukan orang sembarangan yang bisa kamu ikuti.”

“Kalau begitu kamu juga jangan bermain-main untuk mempermainkan aku, Aaron,” balas Allura tidak mau kalah.

“Kalau kamu marah sama aku karena hubungan aku sama Joice di belakang kamu, aku bisa jelaskan, Honey. Semua itu nggak seperti yang kamu bayangkan.” Aaron mengulurkan tangan berusaha membujuk.

“Honey?” Allura tergelak. “Kamu pikir kamu masih pantas memanggilku honey setelah kamu mempermainkan hidup aku? Telingaku rasanya kotor mendengar panggilan memuakkan itu, Aaron,” desisnya tajam.

Noe mengernyit menatap pemandangan yang sangat berbahaya itu. Tampak Allura dan Aaron tengah terlibat obrolan. Membuatnya harus memikirkan cara untuk bisa menghalau keadaan buruk yang terjadi.

“Aku nggak pernah mempermainkan hidup kamu, Allura. Bahkan aku nggak pernah sekalipun berniat buat menyakiti kamu. Keadaanku sama Joice adalah sebuah jebakan. Perasaanku sampai sekarang hanya tulus mencintai kamu.” Aaron menatap penuh kesungguhan, karena memang itulah perasaannya yang sebenarnya kepada Allura.

“Bulshitt, Aaron,” geram Allura. “Kamu pikir aku melakukan ini hanya karena sebuah alasan perselingkuhan? Kamu salah,” lanjutnya.

Aaron mengernyit tidak mengerti. “Lalu?”

“Kamu cari tahu saja sendiri, dosa besar apa yang sampai membuat aku ingin melenyapkan kamu. Karena aku yakin banyak dosa besar yang sudah kamu lakukan selama menjadi gembong mutan itu.” Jemari Allura mulai bergerak untuk menekan pengait.

Melihat pergerakan itu Aaron mengangkat kedua tangannya. “Allura, tenangkan diri kamu. Kita bisa bicarakan ini. Aku akan jelaskan sama kamu kalau memang aku mempunyai dosa besar sama kamu.”

Allura menyeringai dingin. “Sudah terlambat, Aaron. Karena dosa besar yang kamu lakukan itu sudah nggak bisa diperbaiki lagi.”

Aaron mengernyit semakin tidak mengerti. “Aku benar-benar nggak tahu dosa besar apa yang kamu maksud, Allura.”

Ya, Aaron sama sekali tidak tahu, jika perempuan yang begitu tulus dicintainya itu merupakan adik dari seorang laki-laki yang dia lenyapkan dengan cara tidak manusiawi 4 tahun lalu di laboratorium.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang