Part 40

88 5 0
                                    

Pagi harinya dengan tekad yang sudah bulat, Allura duduk di hadapan 2 laki-laki yang sudah seminggu lamanya menunggunya untuk membuka mulut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi harinya dengan tekad yang sudah bulat, Allura duduk di hadapan 2 laki-laki yang sudah seminggu lamanya menunggunya untuk membuka mulut. Alih-alih ingin segera bebas dari sanderaan, dia juga ingin membalas pengkhiatan Aaron dan kematian kakaknya.

"Sebelumnya, biarkan saya tahu lebih detailnya tentang kematian kakak saya," pinta Allura pada laki-laki memakai setelan jas abu-abu pensil yang menatapnya menunggu.

"Baik," jawab Benji yang kemudian menoleh kepada Noe. "Kita tunjukan semuanya sama Allura," suruhnya.

Laki-laki memakai kemeja striped hitam berpadu celana kain itu mengangguk dan beranjak meninggalkan sofa menuju ruangan kerjanya.

"Kali ini saya benar-benar berharap kamu mau menerima semuanya setelah kamu tahu lebih detail. Saya nggak mau kamu bertindak bodoh seperti kemarin lagi," kata Benji menasihati perempuan memakai hoodie hitam oversized.

Allura mengangguk pelan.

Tak lama kemudian Noe datang dan meletakkan sebuah map hitam di atas meja. "Ini akan membuat kamu lebih terkejut lagi, Allura. Tapi aku harap kamu siap untuk menerimanya."

Allura kemudian mulai membuka map hitam tersebut. Tampak sebuah foto laki-laki tergeletak dengan kepala penuh darah yang pernah dia lihat sebelumnya.

"Kamu mungkin masih ingat dengan obrolan kita beberapa waktu lalu, jika ada korban mutan pertama yang dimanipulasi sebagai kecelakaan 4 tahun lalu. Dia adalah Rayi, yang fotonya sedang kamu lihat sekarang," jelas Noe.

Allura menganga dan menutup mulutnya dengan jemari terkejut tidak percaya menatap foto tersebut. "Jadi dia kakakku?"

"Karena dipenuhi darah, jadi kamu sulit untuk mengenalinya sejak awal," kata Noe.

Kedua mata Allura seketika mengambang dengan terisak.

"Rayi ditemukan tergeletak di pinggir jalan usai sebulan lamanya kami berusaha mencarinya. Saat kami membawa mayatnya ke markas untuk diperiksa, kami menemukan puluhan luka bekas jarum suntik di tubuh Rayi. Dan saat dilakukan otopsi, tubuhnya positif mutan," jelas Benji tertunduk.

Setelah membaca keterangan visum dan otopsi, Allura kemudian membuka halaman berikutnya yang seketika membuatnya ngeri melihat tubuh Rayi yang terikat tidak berdaya di sebuah brankar dengan tubuh penuh luka dan alat-alat yang terhubung ke monitor. Membuatnya langsung menutup wajah dengan pundak bergetar oleh tangis, tak sanggup melihat foto yang semakin menggoyakkan batinnya itu.

"2 minggu sebelum Rayi ditemukan tergeletak di jalanan, Rayi sempat mengirimkan sinyal ke organisasi berupa video di dalam laboratorium. Dari video itu kami baru mengetahui jika Rayi bergerak seorang diri menyusup ke dalam laboratorium yang tengah melakukan uji coba mutan itu," jelas Noe.

"Lalu?" tanya Allura menatap Noe penuh air mata.

"Penyamarannya terbongkar di sana. Dia dieksekusi dengan dijadikan kelinci percobaan, sebelum kemudian tubuhnya di buang di jalanan dan dimanipulais kecelakaan. Kami ... telat mengeluarkannya dari laboratorium itu," jelas Noe pilu.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang