6 tahun ke belakang"Kak Ray mau ke mana lagi?" tanya Allura yang langsung membuka pintu kamar yang tidak terkunci.
Rayi yang hendak memakai kaus berjingkat terkejut. "Kamu nggak bisa ketuk pintu sebelum masuk ya, Al?"
Allura menganga terkejut mendapati punggung kakak laki-lakinya itu dihuni tato bergambar segitiga bermata satu di tengahnya. "Ya Tuhan. Sejak kapan Kak Ray tatoan?"
Rayi menatap tajam adiknya. "Jangan keras-keras. Nanti Mama dengar," desisnya.
Allura langsung menutup pintu kamar. "Kak Ray ngapain saja di luar? Kok pulang-pulang jadi buluk bagini? Sekarang pakai tato lagi."
Usai mengenakan kaus putih, Rayi memakai jaket hitam berkupluk. "Nggak ngapa-ngapain. Cuma main."
"Terus sekarang Kak Ray mau ke mana lagi? Kenapa kemas-kemasnya pakai rangsel besar? Mau kelayapan berbulan-bulan lagi?" cecar Allura.
"Cuma mau main sama temen." Rayi memasukkan beberapa kaus ke dalam rangsel.
"Main sama temen harus jauh banget sampai ke Italia?" Allura menunjukkan tiket penerbangan yang disembunyikan di bawah bantal.
Rayi mengembuskan napas dengan akal cerdik adik perempuannya itu. "Ya, namanya juga main. Kamu kan tahu sendiri kalau Kak Ray suka jalan-jalan," kilahnya.
Allura menyeringai dingin. "2 bulan Kak Ray kelayapan tanpa kabar. Sekarang baru 2 hari di rumah sudah mau pergi lagi?"
"Kak Rey sudah janji sama temen buat berangkat hari ini, Al." Rayi mengambil tiket penerbangan itu dari tangan adiknya.
"Penting banget ya kelayapan buat Kak Ray? Sampai Mama yang lagi sakit berhari-hari nggak Kak Ray pedulikan?" Allura bersedekap kecewa.
Rayi membeku mendengarnya.
"Kalau Kak Ray terus-terusan keterlaluan begini, aku akan telpon Papa dan minta Papa pulang sekarang. Biar Kak Ray dikurung sekalian." Allura merogoh ponsel di saku celananya.
Rayi langsung menahan tangan adiknya yang mulai memainkan ponsel. "Kamu mau lihat Kak Ray sama Papa berantem lagi? Mama lagi sakit loh sekarang."
Allura urung menekan panggilan pada kontak papanya melihat tatapan kakaknya yang syarat permohonan. Terlebih mengingat mamanya yang sedang sakit dan perseteruan Rayi dan papanya yang tiada habisnya. "Kalau begitu Kak Ray jangan pergi."
"Nggak bisa, Al. Kak Ray sudah janji sama temen." Rayi kembali mengemasi barang-barangnya.
"Kak, Mama itu lagi sakit. Baru 2 hari Mama ketemu Kak Ray. Masak sekarang sudah mau pergi lagi?" Allura berusaha membujuk.
"Kan ada kamu. Kamu bisa jagain Mama. Yang penting kan Mama sudah lihat Kak Ray pulang ke rumah."
"Penting temen atau keluarga?" Allura menatap tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomansaTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...