Turun dari menaiki bianglala, Allura dibuat bertanya-tanya dengan puluhan pasang mata yang menatap ke arahnya. Bahkan beberapa dari mereka mengangkat ponsel seperti tengah mencoba memfotonya."Orang-orang kenapa, ya? Kok pada ngelihatin kita?" tanya Allura tak mengerti.
Noe yang juga dibuat tak mengerti celingukan. Tiba-tiba saja dia dan Allura menjadi pusat perhatian. "Aku rasa ada sesuatu yang terjadi."
"Sesuatu apa, Noe?" Allura yang merasa cukup khawatir mencengkeram erat lengan Noe.
Noe merogoh ponsel di saku celana dan membuka laman pemberitaan. Tampak foto Allura bersamanya beberapa saat lalu tengah menjadi teranding pemberitaan. Diam-diam ada yang mengenali wajah Allura dengan diam-diam memotret dan mengunggahnya ke laman media sosial.
"Ada yang mengenali kamu di sini." Noe menunjukkan foto tersebut kepada Allura.
Allura seketika membulatkan mata. "Ah, sial. Kenapa harus ada yang motret, sih?" keluhnya kesal. "Kita harus bagaimana sekarang?" tanyanya.
Noe tampak celingukan berusaha mencari cara untuk bisa pergi dari pusat perhatian tanpa menimbulkan kekacauan. Karena jika sampai hal itu terjadi, maka akan panjang dramanya bersama Allura di tengah keramaian. Terlebih banyak orang yang menyorotinya dengan ponsel.
"Kita jalan berpencar. Ini akan mengalihkan sedikit perhatian mereka jika kita berpura-pura tidak saling mengenal," usul Noe.
Allura mengangguk dan perlahan-lahan melepaskan lengan Noe. Kemudian beranjak sedikit menjauh. "Okey, fine. Lalu setelahnya?"
"Kamu ingat tempat mobil kita 'kan? Kita bertemu di sana."
Allura mengangguk.
"Kalau begitu kita bergerak sekarang." Noe kemudian mengintruksi pergerakan dengan melangkah ke arah kanan.
Allura kemudian bergerak ke arah kiri. Tampak beberapa orang mulai teralihkan perhatiannya mengikuti pergerakannya. Meski begitu dia mencoba bersikap natural sembari mencari cara untuk bisa menghilang dari pusat perhatian itu.
Noe yang berada di seberang jalan memantau pergerakan Allura dan keadaan sekitar. Tampak Allura menuju sebuah toko baju yang kebetulan tengah ramai pembeli. "Dia mau ngapain di sana?" tanyanya tak mengerti.
Sampai kemudian beberapa anak buah Aaron mulai bermunculan di antara lalu-lalang orang. Membuat Noe semakin ketar-ketir, mengingat Allura sedang seorang diri di seberang jalan.
"Ah, sialan. Mereka bergerak lebih cepat dari dugaan," lirih Noe.
Noe kemudian memberanikan melangkah menghampiri anak buah Aaron. Dia harus bisa mengalihkan perhatian bagaimanapun caranya agar bisa melindungi Allura.
"Halo, Bro." Noe menyenggol pundak salah satu anak buah Aaron.
"Berengsek. Cari mati lo muncul di hadapan gue." Laki-laki dengan bekas luka sayatan di pipi itu menyeringai pongah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...