Benji menempelkan telunjuk ke bibir seraya menatap Allura. Meminta perempuan dengan mata membulat terkejut itu untuk tidak bersuara. Membuat Allura yang mengerti kode tersebut mengikuti arahan tersebut.Mendapati suara familiar itu Noe menyeringai. “Setelah sekian lama, akhirnya Anda memberanikan diri menghubungi saya.”
Aaron terdengar tergelak. “Apa Anda terkejut?”
Kali ini Noe tertawa. “Sedikit terkejut. Karena saya yakin pasti ada sesuatu hal yang menganggu Anda sampai harus menghubungi saya dengan nomor disembunyikan ini.”
“Jangan terlalu percaya diri. Saya tahu jika Anda yang menculik pengantin saya ‘kan?”
Tiga orang yang tengah mendengarkan cukup terkejut. Terlebih Allura. Karena ternyata Aaron mengetahui penyebab menghilangnya, tetapi justru memilih mengarang cerita pada media.
“Berengsek,” desis Allura.
“Setelah kematian Rayi, rupanya organisasi Anda masih mempunyai nyali untuk mengusik saya kembali. Apa perlu saya menambahkan korban lagi?”
Allura mengepalkan tangan dengan rahang mengeras mendengar ucapan terang-terangan Aaron tentang kematian kakak laki-lakinya.
“Berengsek,” umpat Noe.
“Bukankah anak capo kalian masih bertarung nyawa di rumah sakit? Perlukah tangan saya kembali bermain?” Aaron tergelak.
Benji yang mendengar hal itu mengeraskan rahang dan terpejam.
Noe menyeringai dingin. “Kenapa? Apa Anda gelisah karena pengantin Anda berada di tangan saya sekarang?”
Aaron terbahak. “Apa Anda pikir pengantin malang saya itu sanderaan yang tepat untuk kalian? Saya rasa Anda nggak akan mendapatkan apa pun darinya.”
“Oh ya?” Noe menaikkan satu alis seraya menatap Allura yang tampak menahan amarah. “Lalu kenapa Anda mencampakkannya?” tanyanya.
“Hanya agar kalian tahu, jika kelemahan Aaron Bryan bukan terletak pada seorang perempuan.”
Mendengar hal itu napas Allura semakin memburu penuh amarah. Berarti benar, jika dia memang salah mengenal Aaron Bryan selama ini. Membuatnya kini menyesal dan penuh benci bukan main.
“Kalian menculik pengantin saya hanya untuk memancing saya bukan? Tapi sayang sekali, Allura Milena bukan kelemahan saya.”
Noe melirik sekilas wajah Allura yang semakin terluka. “Benarkah? Sayang sekali kalau begitu. Padahal saya menaruh harapan besar pada pengantin Anda.”
Allura menatap Noe yang tampak menyiratkan sesuatu atas ucapannya.
“So … haruskah saya membunuh pengantin yang sudah Anda campakkan itu?” Noe menatap Allura penuh tersirat.
Aaron tak bersuara. Sementara Allura tampak menunggu jawaban laki-laki berengsek itu.
“Tentu saja karena saya nggak mau meninggalkan jejak. Seperti Anda melenyapkan Rayi 4 tahun lalu,” lanjut Noe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Sandera
RomanceTepat di hari bahagia yang akan menjadikan Allura Milena pengantin perempuan yang cantik di pesta pernikahan, Allura justru berakhir di sebuah tempat asing bersama Noe Erlangga yang menodongkan pistol ke kepalanya, memaksanya untuk membongkar kejaha...