Part 60

70 2 0
                                    

“Tepat sampai di titik kordinat satu, dron akan langsung diterbangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Tepat sampai di titik kordinat satu, dron akan langsung diterbangkan. Salim dan Adam akan mendekati lokasi untuk membuat kecelakaan api. Kita akan bertemu lagi di titik kordinat kedua sebagai titik pelarian,” jelas Noe yang tampak gagah memberikan arahan di hadapan anak buah berseragam hitam yang sudah siap.

“Siap!”

“Kalau begitu kita bergerak sekarang,” perintah Noe menatap jam tangan di pergelangan kanananya.

10 orang berseragam hitam itu kemudian membubarkan diri mengisi 3 mobil Panther hitam. Kecuali Allura yang masih berdiam di tempat menatap penuh pesona sosok Noe Erlangga yang tampak gagah malam ini.

“Sudah siap?” Noe melangkah mendekat dengan membawa sebuah kain hitam di tangannya.

Allura mengangguk sedikit gugup.

Noe kemudian memakaikan kain hitam yang merupakan sorban itu menutupi separuh wajah Allura. Membuat Allura terkejut dan membeku lagi-lagi mendapatkan perlakuan mendebarkan itu.

“Karena wajah kamu adalah incaran banyak media saat ini, ada baiknya kalau kamu sembunyikan. Karena terlalu berbahaya kalau Aaron tahu kamu masuk ke dalam organisasi ini,” jelas Noe menatap mata amber di hadapannya.

Beradu tatap dengan mata menawan di hadapannya, Allura lagi-lagi harus terpesona. Entah ada apa dengan perasaannya. Debaran itu selalu tercipta setiap kali dia beradu dengan Noe.

“Kenapa?” tanya Noe menatap mata indah penuh tersirat itu.

Allura menggeleng dan menundukkan pandangan berusaha menyembunyikan diri. “Nggak apa-apa,” kilahnya beranjak pergi.

Noe mencekal lengan Allura. “Apa kamu takut?”

Allura kembali menatap mata menawan itu. “Hanya sedikit gugup.”

“Jangan khawatir. Aku akan melindungi kamu.” Noe tersenyum.

Kegugupan Allura sebenarnya bukan karena takut dalam misi, melainkan gugup setiap kali beradu pandang dengan Noe.

*****

Titik kordinat pertama terletak di sebuah jalan setapak bukit tinggi. Tampak sebuah dron yang berisi gas sudah diterbangkan di atas bangunan pabrik baja yang di dalamnya tersembunyi laboratorium pembuat mutan. Sementara Noe memantau di balik layar laptop untuk mengarahkan pergerakan anak-anak buahnya.

“Akhirnya setelah 4 tahun lamanya.” Benji tersenyum penuh kemenangan menatap bangunan pabrik baja di hadapannya.

Noe menekan earphone di telinga kirinya. “Adam dan Salim lakukan pergerakan sekarang. Pergerakan dron sudah selesai,” perintahnya.

“Apa kalian akan membakarnya?” tanya Allura.

“Tentu saja, Allura. Menghancurkan laboratorium laknat itu adalah tujuan utama kami sejak menjalankan misi. Meski sedikit terlambat karena telah membuat Rayi dan Delon menjadi korban, paling nggak mulai malam ini laboratorium itu sudah nggak bisa beroperasi lagi,” jelas Benji.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang