Part 98

33 1 0
                                    

Allura tidak berhenti memekik tangis mengingat kejadian mengerikan beberapa jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Allura tidak berhenti memekik tangis mengingat kejadian mengerikan beberapa jam yang lalu. Entah apa yang sebenarnya terjadi atas semua kekacauan dan kerumitan saat ini. Siapa yang harus dia percaya saat ini? Semuanya tampak begitu tidak bisa dipercaya. Kebenaran yang terlihat itu nyatanya belum tentu sebuah kebenaran.

Noe melangkah mendekati perempuan yangs sejak setengah jam lamanya berdiri di bibir pantai dengan pundak bergetar. Dia bisa memahami perasaan Allura yang masih terkejut dengan peristiwa mengerikan yang terjadi kepada Aaron tadi.

“Allura.” Noe menyentuh lengan Allura.

Allura langsung menepis kasar dengan tatapan tajam penuh air mata kepada Noe Erlangga. “Kenapa kamu membohongi aku, Noe?”

Noe mengernyit tak mengerti.

“Kamu mencoba memanfaatkan aku?” Allura semakin menatap tajam.

Noe menggeleng-geleng. “Aku nggak tahu apa yang kamu maksud, Allura.”

Dengan penuh amarah Allura mendorong keras pundak tegap di hadapannya. “Kenapa kamu menyembunyikan hal yang sebenarnya terjadi tentang kakak aku?! Kenapa?!”

Noe terdorong mundur menerima pukulan itu, membiarkan Allura melampiaskan semua hal yang tidak dia ketahui.

“Kenapa kalian begitu licik mengarang cerita tentang kematian kakakku?! Kenapa?! Padahal kalian sendirilah yang memberi perintah kakakku untuk masuk ke dalam laboratorium laknat itu!” jerit Allura yang terus memukul pundak Noe.

Noe menganga mendengarnya.

“Kalianlah yang memerintahkah kakakku untuk menjadi objek laboratorium itu! Organisasi laknat kalianlah yang sengaja menjadikan kakakku kambing hitam di sana!” jerit Allura menangis.

Noe yang terkejut langsung mencekal kedua tangan Allura. “Apa yang kamu katakan, Allura?”

“Gara-gara organisasi laknat kalian kakakku harus meregang nyawa! Kalianlah yang membunuh kakakku di dalam laboratorium itu! Kalian!” Allura semakin menjerit sejadi-jadinya.

Noe seketika membeku. “Apa kamu bilang? Kenapa kamu bisa mengatakan hal itu, Allura? Siapa yang mengatakan hal itu sama kamu?”

“Kenapa? Kamu terkejut kalau aku mengetahui kebenarannya sekarang? Kamu terkejut karena aku tahu kelicikan kamu yang hanya memanfaatkanku untuk menyerang Aaron? Kamu terkejut karena aku mengetahui kebusukan organisasi kalian?” Allura menatap bengis.

“Allura, tolong katakan sekali lagi dengan perkataan yang bisa aku mengerti,” lirih Noe meminta pengulangan.

Allura menarik tangannya kasar dari cengkeraman Noe. “Kenapa aku harus mengulang ucapanku lagi? Bukankah kamu dan organisasi laknat kamu itu yang lebih tahu tentang samua itu?”

“Aku benar-benar nggak tahu apa yang kamu katakan, Allura.” Noe seketika linglung untuk mencerna semuanya. Wajahnya bahkan pasih menatap perempuan di hadapannya.

Pengantin SanderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang